24 : Butuh Teman

10 4 0
                                        

Haii!!

Apa kabarr? Semoga baik ya 💗

Dan semoga suka sama part 24 nya!

1300± kata untuk bab ini 💌.

Dikitt huhu, maapin :(

[ Tandai typo, please 🤸 ]

Enjoy!

Hana memasuki kamarnya dengan lesu, tak lupa wajah kusutnya yang tampak menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana memasuki kamarnya dengan lesu, tak lupa wajah kusutnya yang tampak menyebalkan. Ia menggantungkan tas kecilnya, lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kalau sudah kesal begini, gak tau mau ngapain, rasanya males ngapa-ngapain. Seblak se berpengaruh itu ya, Na.

Saat matanya baru terpejam sekitar dua menit, tiba-tiba ada dering ponsel yang kembali membangunkannya. Walaupun malas, Hana tetap penasaran. Dan yapp! Siapa lagi jika bukan Gavin.

Btw, waktu Gavin memutuskan nama panggilan baru, Hana langsung mengganti nama kontak cowok itu.

Pino 🐾

|Asa?
|Masih kesel?
|Atau udah enggak?

masih|

|Asa hobi nya apa?

rebahan|

|Kalau rebahan bikin seneng, rebahan aja sampe besok

males becanda|

|🥺

gemes, tapi enggak|

|Yaudah mau telepon gak?

MAU!|

Gavin memang peka!

Dan benar saja, setelah ceklis dua terlihat dari pesan yang baru saja ia kirim, Gavin langsung menelpon nya. Seakan lupa kekesalannya tadi, Hana dengan semangat mengangkat panggilan itu.

"Lama banget keselnya." Suara lembut milik Gavin langsung terdengar saat Hana baru mengangkatnya.

"Belum sehari."

"Jangan lah! Besok harus seneng lagi, gak boleh kesel."

"Udah enggak kesel, soalnya cowoknya udah nelepon."

"Hahaha, bagus-bagus."

"Besok berangkat sama Dara, ya?"

HANAGAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang