[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ]
Nama panjangnya Ashana Davinia, perempuan cantik dengan latar belakang keluarga yang bahagia juga berkecukupan. Ia menjatuhkan hatinya kepada seorang laki-laki yang memiliki senyuman seindah mentari. Dia Gavino Ardhaputra --- laki-l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yes gak sekolah!"
"Uhu uhu!"
Suhu badan Hana masih panas, perempuan itu juga selalu mengeluh pusing. Alhasil hari ini Hana tidak sekolah. Hana akan beristirahat sampai tubuhnya pulih kembali.
Walaupun kepalanya pusing, Hana tetap tidak bisa diam tatkala ia libur dulu hari ini. Yang artinya, ia tidak akan dipusingkan oleh pelajaran lagi. Kini Hana mengambil ponselnya yang berada di sisinya. Lalu ia membuka aplikasi WA yang sudah menerima beberapa pesan. Salah satunya pesan dari Gavin.
Tapi sebelum membalasnya, Hana terlebih dahulu mengganti nama kontak Gavin. Baru setelahnya perempuan itu membalas pesan.
Ardhaputra💗
|Na? |Istirahat yang cukup, jangan lupa minum obat |Nanti Gavin ke rumah |Pulang sekolah langsung otw |Gws sayang🥺
iyaa Gapinnn| semangat sekulnya| this is for you 💗💗💗💗💗|
Hana terkikik geli melihat pesannya, ia rasa, ia mulai alay.
Hana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, awalnya memang enak tidak sekolah, tapi lama kelamaan, Hana merasa bosan karena terus tiduran seperti ini. Mau baca novel pun, Hana merasa akan tambah pusing.
Daripada bosan, Hana memilih tidur. Mungkin dengan tidur, rasa bosannya akan menghilang.
"Mending sekolah ternyata."
***
Sementara di sisi lain, Gavin sedang melihat ke depan, ke arah bu Dini. Gavin seperti sedang memperhatikan materi yang dijelaskan, tapi nyatanya tidak, pikiran Gavin malah tertuju untuk Hana. Ia kepikiran dengan pacar cantiknya itu.
Walaupun tadi pagi sudah mendapatkan jawaban dari Hana, tapi tetap saja, Gavin merasa khawatir. Padahal.. perempuan itu masih mempunyai keluarga. Yang artinya tidak sendiri. Tapi Gavin tetap khawatir. Udah sayang banget, jadi begini.
"Gavin, are you ok?"
Gavin sedikit tersentak saat bu Dini tiba-tiba menyebut namanya. Gavin mengusap wajahnya, lalu menatap bu Dini yang tengah menatapnya dengan penuh tanda tanya. "Kenapa, bu?"
