13 : Jualan bareng?

6 4 0
                                        

Haiii!!

Up lagi nih! Seneng gak? 😞

Jangan lupa vote nya kakak🫂🫂

2000+ kata untuk bab ini 💌.

[ Tandai typo, please 🤸 ]

Enjoy!!

"Kenapa semalem chat gue gak dibales-bales sih, Naaa?" Daritadi, Gavin terus mengomel, memarahi Hana yang tidak membalas pesannya, katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa semalem chat gue gak dibales-bales sih, Naaa?" Daritadi, Gavin terus mengomel, memarahi Hana yang tidak membalas pesannya, katanya.

"Lo bales pagi, gue kan mau nya waktu itu juga."

Hei, kenapa Gavin jadi seperti ini? Hana tambah sayang jadinya.

"Kan udah dibilang, ayah ngajak barbequean, terus kalau lagi kumpul, ayah sama bunda larang gue bawa hp, walaupun gue kadang tetep bandel sih, tapi malem itu gue gak pegang hp Gapiiin, gue langsung tidurrr." Hana kembali menjelaskan. Pasalnya, bukan baru sekali menjelaskan ini kepada Gavin. Gavin saja yang tukang ngambek.

"Oh."

"Oh doang?!"

"Ya terus? Gue kan lagi marah, Na." Bukannya sebal dengan tingkah Gavin, tapi Hana gemas sendiri. Ia mencolek lengan laki-laki itu.

"Yakin maraaaah?" Hana memiringkan kepalanya ke arah Gavin, ia memasang wajah sok imut nya, dengan mengerjap-ngerjap mata nya genit. Gavin yang melihat itu, memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ya."

"Idiiiih, sok jutek banget, yaudah, gue tinggal ke luar, bentar lagi juga olahraga." Hana berjalan ke arah kelas. Seketika ide jahil muncul di otak cantik nya. Hana mengintip ke arah jendela, di mana Gavin ingin keluar dari kelasnya. Hana semakin cekikikan tidak jelas.

Saat langkah kaki itu terdengar mendekat, Hana sudah bersiap-siap ingin mengagetkan Gavin. Dan,

"DOR!"

"EH?!"

Bukannya Gavin yang kaget, tapi justru Hana. Perempuan itu menatap cengo ke arah Wildan -- teman kelasnya. Hana baru sadar, kalau di kelas tadi bukan hanya ada dirinya dan Gavin saja. Parahnya lagi, Wildan dengan wajah masam menutupi telinga dengan kedua tangannya. Seolah-olah tahu akan rencananya.

"Kok jadi lo yang muncul?" Bukannya menjawab, Wildan malah mengedikkan bahunya acuh. Ia berjalan meninggalkan Hana. Tak lama setelah itu, barulah sosok yang ia tunggu-tunggu datang. Kali ini, bukan ekspresi jutek lagi yang Gavin tunjukkan. Tapi wajah menyebalkan yang terlihat menahan tawa.

"Ketawa aja yang kenceng, sampe kedengeran ke Arab." Kini giliran Hana yang kesal, rencana nya gagal!

Gavin yang tidak kuasa menahan tawa pun akhirnya tertawa lepas. Bahkan dia sampai menghapus air matanya yang keluar. Gavin menatap Hana gemas, ia acak-acak rambut perempuan itu, lalu menyentil pelan keningnya. "Lain kali kalau mau jahilin orang tuh harus pinter, cantik."

HANAGAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang