[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ]
Nama panjangnya Ashana Davinia, perempuan cantik dengan latar belakang keluarga yang bahagia juga berkecukupan. Ia menjatuhkan hatinya kepada seorang laki-laki yang memiliki senyuman seindah mentari. Dia Gavino Ardhaputra --- laki-l...
Makasih udah lanjut bacaaa! Semoga suka sama bab 04 ini ya
Absen absen, siapa yang masuk sekolahnya tgl 9?
Aku akuuuuuu! kok cepet banget yaaa masuk nya:) perasaan baru kemaren hahaa🤸
Semangat semuanya !!
2200+ kata untuk bab ini 💌.
Enjoyy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih di hari yang sama.
Bel pulang sudah berbunyi, kini semua siswa-siswi SMA Lentera berbondong-bondong keluar kelas untuk mengistirahatkan otak maupun tubuh mereka. Ada yang masih harus mengikuti ekstra kulikuler, ada yang memilih bermain bersama temannya, ada juga yang memilih langsung pulang, termasuk Hana.
Hana berjalan menuruni tangga dengan lesu, ia masih galau gara-gara tadi. Apalagi saat Gavin sampai telat masuk hanya karena keasikan ngobrol dengan Putri.
Flashback
Bel masuk sudah kembali berbunyi, tapi batang hidung Gavin belum juga terlihat. Padahal, sebentar lagi bu Dini akan masuk. Tiba-tiba Hana kembali teringat saat ia melihat Gavin tengah asik mengobrol dengan perempuan bernama Putri itu.
Tak lama, benar saja, bu Dini masuk dengan senyum ramahnya, ia langsung memulai pembelajaran. Dan pembelajaran berlangsung dengan tentram, sampai saat bu Dini akan menjelaskan, tiba-tiba pintu kelas terbuka, terlihat Gavin tengah berdiri dengan napas terengah-engah dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya. Gavin memasuki kelas, lalu menyalimi bu Dini dengan tidak enak.
Gavin meringis pelan saat bu Dini menatapnya dengan tajam. "Maaf bu, tadi Gavin keasikan ngobrol," ujarnya tak enak. Gavin tidak akan berbohong, ia akan menerima konsekuensinya setelah ini.
Bu Dini menatap Gavin menyelidik. "Ngobrol sama siapa sampe lupa waktu, Gavin?" Bu Dini melipat kedua tangannya di depan dada. Tatapan matanya seakan ingin menerkam Gavin saat ini juga.
"Sama si cantik bu," ucap Gavin dengan ekspresi konyolnya. Hal itu tentu membuat seisi kelas menyoraki Gavin.
"Siapa tuuuh?"
"Si cantik jembatan hantu, Pin?"
"Gapin sekarang mah bucin mulu, bu!"
"Asiik!"
"Lanjutkan, Pin!"
Beberapa dari mereka terus mengejek Gavin, sampai Bu Dini menyuruh untuk diam, kelas pun kembali hening.Bu Dini menggeleng pelan melihat kelakuan anak muridnya yang satu ini."Sama siapa?"