[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ]
Nama panjangnya Ashana Davinia, perempuan cantik dengan latar belakang keluarga yang bahagia juga berkecukupan. Ia menjatuhkan hatinya kepada seorang laki-laki yang memiliki senyuman seindah mentari. Dia Gavino Ardhaputra --- laki-l...
Triple update hari ini! Seneng gak? Atau.. biasa aja?🥲🥲
Oke-oke, lanjut baca ajaa.
1900± kata untuk bab ini 💌.
[ Tandai typo, please! 🤸 ]
Enjoyy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi gak jenguk Kia nya?"
"Jadi."
Hana tersenyum kecil. Entah kenapa, perkataan Gavin tadi masih kepikiran. Gavin menghela napas berat, perkataan nya tidak salah kan? Kenapa berefek seperti ini kepada Hana?
"Na?" Panggil Gavin lembut, tangannya terangkat memegang pundak Hana, menyuruh perempuan itu untuk menatapnya.
Hana yang merasa sedikit tidak nyaman, berusaha melepaskan kedua tangan Gavin dipundaknya. Tapi bukannya terlepas, Gavin justru menggeleng pelan, "kenapa? Maaf kalau kata-kata gue bikin lo mikir yang aneh-aneh. Tapi suer deh Naaaa, gue ngomong gitu bukan ada maksud apa-apa, gue juga gak tau kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulut gue."
"Lepas dulu,"
Gavin melepaskan tangannya, ia menatap Hana dalam. Meyakinkan perempuan itu bahwa apa yang dikatakannya barusan memang benar.
"Gak ada yang lo sembunyiin dari gue, kan?"
"Ada, dan itu emang gak berhubungan sama hubungan kita."
"Privasi banget?"
Gavin mengangguk, ia kini merangkul Hana, mengajak ke luar kelas. Sebab teman-teman Hana sudah menunggu di luar sedari tadi.
Seperti biasa, Dara paling heboh setelah mereka keluar kelas. Perempuan dengan wajah yang sudah memerah itu memandang Hana dan Gavin dengan tajam, jangan lupa tangannya yang berada di pinggang. Dara benar-benar seperti emak-emak yang memergoki anaknya yang sedang pacaran.
"Lama! Gue udah lumutan, Aya mah enak, dia malah asik telponan sama Sandi, lo asik pacaran sama Gavin. Gue di sini nunggu lama anjir! Gak ada apa yang mau deketin gue."
Gavin mendengus, "mana ada yang mau sama cewe berisik kaya lo."
"Apa lo?! Jangan sok kenal! Hus hus,"
"Ayam kok ngusir ayam."
"Diihh, lo kali yang ayam." Dara mengajak Hana ke sisi nya, lalu menendang kaki Gavin pelan, masih pake perasaan kok. Dara juga takut digorok sama Hana.
"Na, gue duluan. Hati-hati lo pada,"
"Iya, Pin." Hana mengangguk seraya memberikan senyum manis kepada Gavin. Hal itu membuat Dara mendelik jijik.