26 : Sick

6 4 0
                                    

Haloo!!

Up lagiii!!

Seneng deh kalau ide ada, nulis lancar. Tapi hasilnya ya.. lumayan lah.

Langsung baca aja cus! Semoga sukaaa 💗

1500± kata untuk bab ini 💌.

[ Tandai typo, please 🤸 ]

Enjoy!

Hari-hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari telah berlalu. Dua bulan sudah Hana lewati dengan kehadiran Gavin di sisinya. Sudah Dua bulan lebih hubungan mereka berjalan, kini pasangan itu selalu terlihat lebih romantis. Sudah tidak malu-malu kucing lagi. Kini keduanya sudah mulai terbuka, tapi mungkin itu hanya menurut Hana. Nyatanya mereka tidak benar-benar saling terbuka.

Gavin yang masih setia antar jemput Dara yang berakhir mood Hana jelek., tapi akhir-akhir nya tetap Hana yang merasa bersalah karena selalu kesal kepada Gavin.

Persahabatan Hana, Kia, Aya dan Dara pun berjalan baik. Sesekali marahan, tapi tidak lama, setelahnya mereka kembali seperti semula.

Hari Senin jam terakhir di akhiri dengan pelajaran Sejarah. Mungkin kalau bisa dilihat, otak mereka sudah mengeluarkan asap karena ulangan hari ini. Walaupun dari dua hari sebelumnya sudah diberi tahu, tapi Hana tetap tidak belajar.

Gimana nanti aja. Itu prinsipnya. Toh mau belajar mau enggak tetep puyeng. Prinsip kedua.

Tapi yang sebenarnya, memang Hana yang sangat malas. Padahal jika belajar dan mempelajari materi yang akan keluar nanti, otaknya tidak akan sepusing ini memikirkan jawaban. Hana sebenarnya pintar jika ingin belajar. Ralat-- bukan Hana saja, tapi semua orang.

Tidak ada yang bodoh, mereka hanya malas berusaha. Yang pintar tidak tiba-tiba pintar, mereka berjuang siang malam untuk belajar. Jadi, tidak alasan untuk kita malas belajar.

Kembali kepada Hana, kini perempuan itu sudah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat soal-soal yang belum ia jawab.

Daripada tidak beres-beres, Hana berbisik kepada Kia. Pasalnya guru nya killer. Nakutin pokoknya. Kalau ketahuan nyontek, siap-siap mengerjakan di luar.

"Sssstt ssstt."

Kia menolehkan kepalanya, ia mengangkat alisnya bertanya. Kia ingin tertawa saja melihat wajah Hana yang sangat memprihatinkan.

Hana menggaruk pipinya memberi kode. Ia menggaruk dengan lima jari sekaligus, Kia yang mengerti, lantas mengangguk. Ia melihat ke arah depan, jaga-jaga jika bu Endah -- sedang melihat mereka. Melihat bu Endah yang sedang fokus pada ponselnya, membuat Kia buru-buru menyerahkan kertas ulangannya kepada Hana.

HANAGAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang