[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ]
Nama panjangnya Ashana Davinia, perempuan cantik dengan latar belakang keluarga yang bahagia juga berkecukupan. Ia menjatuhkan hatinya kepada seorang laki-laki yang memiliki senyuman seindah mentari. Dia Gavino Ardhaputra --- laki-l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hati yang baik, tidak bisa dimiliki semua orang. Tapi Gavin sangat bersyukur, bisa mengenal orang-orang berhati baik disekitarnya. Ia dapat merasakan kebaikan mereka, walaupun dengan hati sungkan.
Jarum jam baru menunjukkan pukul setengah enam kurang, Tapi Gavin sudah siap dengan seragam sekolah nya. Seperti janji nya kemarin, ia akan ke rumah Hana, untuk membantu perempuan itu menggoreng risol, yang akan dia jual hari ini. Tidak ada rasa malu saat Hana menyarankan untuk berjualan di sekolah, Gavin tidak malu melakukan pekerjaan apapun, selagi itu halal dan wajar.
Gavin menatap pantulan dirinya di cermin, Gavin sedikit merapikan pakaiannya. Ia tersenyum, mengingat perempuan yang selalu muncul di pikirannya. Hana, perempuan yang mampu membuat Gavin tertarik semenjak mereka pertama kali bertemu. Hana memang bukan cinta pertama nya, tapi, Hana akan menjadi kisah baru yang menyenangkan.
Pintu kamar terbuka, membuat Gavin mengalihkan perhatian nya, ia menatap sang ayah yang sudah berdiri di hadapannya.
"Udah siap aja nih anak bapak,"
Gavin mengangguk seraya tersenyum tipis. "Mau ke rumah Hana, mau bantuin goreng-goreng,"
Tangan Bapak mengelus rambut hitam sang putra, setelah itu menepuk bahu nya pelan. "Gavin, bapak seneng kamu bisa kenal sama Hana. Tapi pesan bapak cuma satu, jangan terlalu merepotkan Hana, ya?"
"Iya, pak."
"Yasudah, sekarang berangkat, hati-hati."
Gavin menyalimi tangan sang ayah dengan sopan, "Gavin berangkat dulu, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam,"
Saat Gavin sudah di depan pintu, tiba-tiba perkataan dari bapak menghentikan langkahnya.
"Yang kuat pundaknya, masih banyak biaya, termasuk Dafa."
***
Gavin memarkirkan motornya di halaman rumah Hana, tadi ada satpam Hana yang membukakan nya gerbang. Gavin melepas helm nya, menghela nafas sebelum turun dari motor. Ia meletakkan tas di motornya, Gavin berjalan ke arah pintu coklat itu, ia memencet bel yang ada di sisi pintu. Tak lama setelah bel itu berbunyi, pintu itu terbuka, menampilkan sosok perempuan yang tengah tersenyum manis menatap kehadirannya.
"Pagi Na."
"Pagii! Ayo masuk,"
Hana mempersilahkan Gavin masuk, ia mengajak Gavin ke dapurnya. "Gak usah malu-malu gitu, belum pada turun, bunda sama ayah juga libur hari ini katanya, jadi mau santai-santai dulu."