Setelah ujian selesai semua berkumpul memakan ice cream di taman dengan menikmati air danau yang jernih kembali..
"Duh seger banget.. "Lulu menikmat ice cream mangga miliknya
"Ini sih ice terenak menurutku" sambung freya
"Kamu yang buat ngel? "Tanya jessi yang memang tidak makan ice cream seperti yang lain
"Bukan aku tapi kak chika.. Dia kan suka iseng buat gitu"christy menjawab sambil menikmati icenya
"Zee kok kamu diem aja? "Tanya muthe yang duduk disamping azizi
Semua mata melihat kearah azizi yang merasa sangat kedinginan"eh zee kamu sakit ya? Pucet banget"ucap adel
Jessi memegang tangan dingin azizi "kok dingin banget zee! "
Yang lain pun ikut mengecek kondisi azizi yang memang sedingin ice "kok bisa sedingin ice? Bukannya pengendali api suhu tubuhnya selalu stabil ya? "Tanya flora
Jessi yang khawatir segera menetralkan suhu tubuh azizi, jessi menutup mata dan menggenggam tangan azizi..
Mentransfer energi adalah jalan terbaik untuk saat ini tapi anehnya setelah dilakukan justru suhu tubuh azizi semakin dingin..
"Ini gak bener! Zee kamu harus ke klinik"ucap jessi
"Aku gak apa-apa guys.. Aku hanya butuh istirahat dikit"bohong azizi
Lulu menerawang energi azizi namun tidak bisa dia lihat "kenapa tidak terlihat? "Pikir lulu
"Oh guys aku kayanya harus ke kamar dulu, cici tadi minta aku temuin dia dikamar"pamit marsha
"Aku ikut dong macha"christy berdiri
"Oke.. Bye macha"ucap ashel
Marsha dan christy pun pergi ke asrama. Selama menuju asrama ada hal yang aneh terjadi pada christy, entah kenapa setiap memegang tangan marsha tangan christy seperti terbakar hanya saja christy diam dan memilih untuk jalan lebih dulu.
Christy sadar jika ada yang salah dengan marsha dan ini bukan kali pertama tangannya seperti terbakar ketika menyentuh marsha..
Disisi lain azizi kembali ke asrama dalam kondisi tidak baik, badannya sangat dingin..
"Sejak kapan zee seperti ini? "Tanya gracia
"Istirahat tadi ci"jelas jessi
Feni memberikan azizi ramuan herbal resep dari leluhurnya "minum dulu zee"
"pahit kak.. "
"Udah minum dulu zee"ucap jinan
Gracia membaca buku sejarah milik para pengendali api, dia mencari penyebab azizi bisa sedingin ice..
"Menurut buku ini manusia api suhu tubuhnya akan lebih stabil dibandingkan manusia pada umumnya, manusia api memiliki bola api yang telah dimiliki dan bola itu menjadi pengendali suhu tubuh manusia api.. "Gracia melihat azizi
"Bola apimu mana zee? "Pertanyaan jessi menjadi pertanyaan yang ada dibenak yang lainnya
Azizi diam saja hanya tubuhnya yang gemetaran yang terlihat "ini ada yang aneh? Zee ada apa? "Feni yang mulai curiga menekan azizi yang ketakutan senior nya akan marah..
Dilain tempat terlihat shani menahan emosinya ketika marsha mulai mengakui kebodohannya, marsha menangis bersimpuh dihadapan shani..
Shani memijit pelipisnya "ci.. Cici gak apa-apa? "Christy mendekati shani
"Kenapa sih sha kamu itu tuh.. Aduhh bodoh banget! "Chika pun kesal dengan marsha
"Aku salah kak hiks.. Maaf.. "Marsha sungguh menyesal
Brakk..
Suara pintu terbuka membuat semua terkejut terlihat feni dan gracia disana, semua mata tertuju pada feni juga gracia yang sudah ada di depan kamar.."Mpen! "Shani berdiri dari tempatnya
Mata feni melirik marsha dengan penglihatan nya sebagai manusia pengendali api dan feni bisa merasakan energi zee dalam diri marsha..
Feni paling anti masuk kamar tidur para pengendali ice karna energi mereka akan bertabrakan tapi kali ini feni bisa masuk tampa takut redup..
"Ben.. "Gracia yang cemas langsung menyusul feni
Shani berdiri berhadapan dengan feni "ada apa mpen? "
Feni rasanya ingin sekali menyerang marsha saat itu dengan jarak yang sangat dekat "KAU HARUS MATIIII!!! "
Feni tiba-tiba mengeluarkan bola apinya dan mengarahkan ke arah marsha. Mengetahui bahwa ada serangan energi ke marsha, chika langsung menutup marsha dengan perisai icenya..
Shani dan gracia terkejut melihat serangan tiba-tiba feni. Shani melihat mata feni berubah tandanya feni sedang dikuasai oleh emosinya sendiri..
Feni ingin menyerang lagi, shani langsung menahannya sekalipun itu tangannya harus terbakar.. Gracia tidak diam saja dia langsung memegang pundak feni untuk mengontrol energi feni yang berkecamuk..
"Ben.. Sadarlah.. "Gracia berusaha tapi semakin feni melihat marsha rasanya ingin membu*** saja..
Dengan tangan yang melepuh karna panasnya suhu tubuh feni.. Shani menutup mata feni dengan tangannya dan shani berusaha membantu gracia untuk menenangkan feni..
"Christy chika cepat bawa marsha pergi"perintah shani
"Iya ci.. "Keduanya kompak membawa marsha menuju gunung ice
Setelah berkecamuk dalam energi, feni pun pingsan "ben.. "
"Kita langsung bawa ke uks"sebenarnya melihat tangan shani yang harus terluka kedua kalinya gracia merasa tidak tega..
"Ayo ge.. Aku gak apa-apa "
Dengan barat hati, mereka pun menggontong feni dengan sisa-sisa kekuatan energi mereka..
Bersambung