38

365 54 5
                                    

Di dekat air terjun shani menghantarkan pangeran kembali ke istananya. Pangeran memeluk shani cukup lama sekali "aku ingin sekali selalu di dekatmu tapi mereka jauh memerlukan kamu.. "

Pangeran langit tersenyum melihat shani "tugasmu sudah berbeda dengan sebelumnya jadi tolong jaga diri jauh dari sebelumnya.. jika kamu kesulitan panggillah namaku"

Shani tidak bisa menahan air matanya, pangeran langit menyeka air matanya "jangan menangis.. kuatkan lah hatimu.. "

Shani menarik nafas dalam-dalam "maafkan aku karna aku belum bisa sepenuhnya menjadi milikmu.."

Tangan pangeran langit memegang wajah shani "tidak apa.. walaupun aku sempat berharap bisa tinggal bersamamu juga anak-anak kita tapi ya sudah keseimbangan energi dibumi jauh lebih berharga"

"Shan!!!"panggil teman-temannya

"Pergilah.."

Shani memeluk pangeran langit sebelum dia pergi kembali ke sekolah. Pangeran langit melambaikan tangannya sebagai perpisahan..

Pangeran langit berbalik arah dan menghilang seperti cahaya yang meluncur ke langit..

Setelah melalui banyak rintangan menuju musim semi angin barat, kini mereka bisa menikmati keindahan bunga-bunga bersemi begitu indahnya..

Warna-warni taman sekolah dari bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya.. kicauan burung gemericik air menambah kesahduan pagi hari di magical school..

"Astagaaa" muthe datang-datang ke kelas membuat semua orang terheran heran

"Ada apa sih the.. ngagetin mulu" keluh Christy yang duduk memang sebangku dengan muthe

"Gw kesel.. " muthe duduk di bangkunya

"Kenapa? Berantem lagi dengan adel.." tebak azizi

"Nah itu.. gw sebel zee.. bunga-bunga gw hancur lagi karna ulah musang si adel-adel itu.. aghhh sebel" kesel muthe

"Bukannya bunga itu mau dipindah ya"ucap jessi

"Iya .. gw belum sempat.. lo tau kan jess kamar baru dirombak.. gw sibuk bersihin kamar"

"Ya gimana ya.. musangnya adel emang agak bandel sih.. gw aja udah gedeg kalau adel bawa ke asrama" sambung eli

Disaat semua ngobrol hanya freya yang murung terus, freya kini sering sekali menyendiri dan cenderung memisahkan diri dari yang lainnya..

Jesslym yang menyadari freya tidak ikut bicara pun langsung mendekat "are you oke fre.."

"Hah! Iya ci .."freya berusaha tersenyum

Teman-temannya memaklumi kondisi berduka yang dirasakan freya saat ini. Rasa kehilangan orang yang paling disayang memang hal yang paling menyakitkan..

"Kak.."tiba-tiba suara Cathy mengejutkan seniornya

"Astaga nih bocah.. gak dikelas alam gak diasrama gak disini .. selalu ngagetin"omel muthe

"Kak muthe marah mulu.. awas cepat tua" celetukan Cathy sukses membuat muthe kesal dan sukses membuat yang lainnya tertawa

"Udah.. udah.. cepat ada apa?"

" Anindya dan alya berantem ditaman kak.." ucap cathy to the poin

"Astaga!!! Ngomong dari tadi.. lama" muthe dan yang lainnya langsung ke taman

Taman belakang sekolah..
Anindya dan alya sedang mengadu kekuatan kebetulan anindya angin sedangkan alya alam..

Angin berputar-putar mengelilingi alya yang bertahan dengan di lindungi pepohonan..

"Apa-apaan ini.. "olla memusatkan tangannya ke pusaran angin lalu menarik pusaran angin anin dengan tangannya

Muthe menginjak bumi agar keduanya terjatuh, bhug..

"Awssss..."ringis keduanya

Para senior langsung mendekat dan memisahkan"kekuatan itu bukan untuk di adu seperti tadi.."muthe menarik alya dan anin ditarik olla

"Loh kak.. kita bukan adu kekuatan.."
Bela alya

"Cathy bilang kalian berantem.. jadi kita semua kesini"ucap jessi

Keduanya terbengong-bengong"hah!"

"Hadeuhhh kita kayanya dikerjain.. mana tuh anak"olla melihat kesemua orang tapi tidak ada Cathy diantara senior

"Awas ya tuh bocil.. kita dikerjain.. hadeuh"muthe dan yang lainnya dibuat marah

Cathy yang tadinya ikut bersama senior kini bersembunyi dibalik pohon besar dengan nafas tersengal..

"Huhh mampuslah aku.. nanti dikamar, kak muthe bisa ngomel-ngomel sampai pagi.. harus cari kak icel" Cathy lirik kanan kiri lalu kabur

Di kantor terlihat feni membaca buku-buku kuno dimana pengendali air bisa memadamkan api para pengendali api 100rb tahun lalu..

Gracia datang dan melihat feni begitu serius"baca apa sih mben!"

"Buku kuno aldarex yang di buat oleh pengendali api 100rb tahun lalu pernah mengatakan bahwa api akan selalu abadi selama air itu tenang"

"Jadi ada kemungkinan api itu akan mati.."ucapan gracia mendapatkan anggukan dari feni

"Dibuku kuno zeo ke 1467.. mengatakan bahwa air bagaikan udara yang tenang namun dapat menghancurkan"feni membacakan lagi untuk gracia

Cindy tiba-tiba duduk diantara gracia dan feni "selama para pengendali air tenang maka aman.. jadi jangan khawatir lah.. santui aku sama celine akan berusaha mengenalikan emosi"

"Percayalah cindy celine bisa mengontrol emosi, energinya"ucap gracia

Kecurigan feni tidak tampa alasan, feni merasakan akan ada hal besar yang akan terjadi dan itu berkaitan dengan air..

Bersambung

Magical SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang