1 | Pergi dari Rumah

199 19 5
                                    

Venesia, Italia

"Ayah! Ibu! Aku pulang!" Teriak Alana begitu masuk ke dalam rumah. Kedua tangan gadis itu sibuk memegang banyak paper bag. Kakinya berjalan menuju ruang tengah.

"Nona Alana, apa perlu dibantu?" Tawar seorang pelayan yang entah sejak kapan sudah ada di belakang Alana.

Gadis itu sedikit terkejut. "Tak perlu. Lebih baik tolong ambilkan aku minum saja." Setelah mendengar ucapan Alana, pelayan itu menundukan kepalanya lalu pergi.

Alana melanjutkan langkahnya lagi. Hingga saat tiba di ruang tengah, gadis itu menyimpan belanjaannya itu di atas meja. Alana mengeluarkan barang-barang yang tadi ia beli. Ada heels, tas, dress, bahkan sampai perhiasan. Wajah gadis itu terlihat sumringah dengan hasil belanjaannya ini.

Alana sangat suka berbelanja. Gadis itu bahagia saat melihat barang-barang mewah berjajar di depan matanya. Terlahir dengan sendok emas, Alana sedari kecil sudah hidup dalam kemewahan. Gadis itu tak pernah merasa kekurangan dalam hal materi maupun kasih sayang. Dengan status anak tunggal yang disandang Alana, membuat gadis itu selalu dimanja oleh kedua orang tuanya. Mungkin karena itulah, Alana jadi memiliki hobi menghabis-habiskan uang.

Sebagai satu-satunya pewaris perusahaan wine terbesar di Eropa, Alana sering sekali mendapat perlakuan khusus. Saat masih di sekolah dasar, Alana selalu diperlakukan istimewa oleh guru-gurunya, hal itu terus berlanjut sampai Alana selesai kuliah. Bahkan saat Alana berbelanja, dengan menyebutkan nama ayahnya saja, gadis itu sudah mendapatkan perlakukan istimewa dari pihak mallnya.

"Alana kau berbelanja lagi?"

Alana menoleh saat mendengar suara itu. Ia tersenyum saat melihat kakak sepupunya. "Kak Sara kapan pulang?" Tanya Alana, karena dua minggu yang lalu kakaknya pergi ke Rusia.

"Kemarin malam." Jawab Sara sambil mendudukan tubuhnya di sofa.

"Kak Sara lihatlah." Tangan Alana meraih salah satu dress yang tadi ia beli. Sembari memperlihatkannya kepada Sara, Alana berkata, "Apa cocok untukku?" Tanyanya.

Sara mengangguk. "Apapun yang adikku pakai sangat cocok." Jawaban Sara sambil mengelus kepala Alana yang membuat Alana tersenyum.

Namun ditengah obrolan ringan mereka, terlihat seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik dan awet muda menghampiri mereka. Suara pantulan antara heels yang wanita itu kenakan dengan lantai marmer membuat Alana dan Sara menoleh.

"Alana, sampai kapan kau akan terus menghabiskan uang ayahmu?" Tanya Sunhee yang sudah kepalang kesal karena melihat putrinya itu terus menghambur-hamburkan uang.

Alana berdecak. "Ibu, bukankah ini alasan kenapa ayah mencari uang?" Tanya Alana. "Aku Alana Lee, putri semata wayang Aleno Otello, pemilik perusahaan wine dan juga ketua sindikat mafia Otello. Siapa yang bisa mengehentikanku?" Lanjut Alana dengan angkuh.

Iya, selain memiliki perusahaan wine. Aleno juga seorang ketua sindikat mafia yang membuatnya ditakuti. Bisnis Aleno sukses besar, baik bisnis yang legal dan terlihat, ataupun bisnis yang illegal. Aleno sudah terjun ke 'dunia gelap' sejak ia remaja. Aleno tak hanya mewarisi posisi ketua mafia dari ayahnya, tetapi juga mewarisi perusahaan wine milik Otello sepenuhnya. Padahal jika dipikir-pikir, Aleno tidak tertarik menjadi ketua mafia, karena yang awalnya akan menjadi ketua adalah kakaknya—ayah Sara dan Lucas. Tetapi, kakaknya dan juga kakak iparnya itu meninggal karena kecelakaan.

"Alana benar sayang, aku bekerja agar putriku tidak hidup kesusahan." Ujar Aleno yang tiba-tiba datang dan menghampiri mereka. Di belakang Aleno terlihat Lucas yang mengikutinya.

"Kau terlalu memanjakannya." Kata Sunhee ketika Aleno melingkarkan tangannya pada pinggangnya. "Alana dengar, ibu sudah lelah melihatmu yang terus menghabiskan uang. Apa kau tidak berniat mencari pekerjaan? Tidak selamanya kita memiliki uang seperti ini." Petuah Sunhee.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang