4 | Pekerjaan yang Tak Masuk Akal

142 18 21
                                    

Selamat malam semuanya! Maaf harusnya kemarin aku update, tapi kemarin aku sakit. Sampai gak kuat buat bangun dari kasur. Jadi gapapa kan telat updatenya?

Jangan lupa vote sama komennya.

Happy reading!













Alana tak begitu mengerti kenapa bosnya itu tiba-tiba membawanya ke sini. Tadi setelah Yoongi menitah Alana untuk ikut dengannya, tanpa Alana duga, ia disuruh mengemudi oleh bosnya itu. Bosnya memintanya untuk pergi ke sebuah café. Alana menurut saja, ia tidak bisa menolak. Ditambah dengan posisinya yang hanya seorang intern saja, mana berani Alana menolak.

Alana kira Yoongi akan bertemu dengan koleganya atau partner bisnisnya, tetapi tanpa di duga, Yoongi malah menitah Alana untuk ikut masuk ke dalam café. Dan di sinilah Alana, duduk satu meja berdua dengan bosnya. Alana yang duduk di depan Yoongi dengan Yoongi yang masih sibuk dengan ponselnya.

Sampai akhirnya seorang waiter datang dan membawa satu cangkir Americano dan satu cangkir coklat panas yang sebelumnya Yoongi pesan. Yoongi mengalihkan pandangannya ketika waiter itu datang. Setelah waiter itu pergi barulah Yoongi bersuara.

"Kita akan membicarakan jobdeskmu." Ujar Yoongi sebelum meminum americanonya.

Alana sedikit tak menngerti, kenapa untuk membicarakan jobdesk saja harus ke café? Kenapa tidak di kantor? Lagi pula, bukannya yang akan memberitahu jobdesk Alana itu senior divisinya? Namun segala pertanyaan itu Alana tahan.

Yoongi tiba-tiba mengeluarkan sebuah buku not kecil di balik jasnya beserta bolpointnya. Kedua benda itu disodorkan di hadapan Alana.

"Catat dengan benar jobdeskmu." Titah Yoongi.

Alana lagi-lagi menurut. Ia meraih benda tersebut. Bersiap untuk mencatat. Sampai akhrinya Yoongi mulai berbicara.

"Pertama, kau harus tiba di rumahku sebelum aku bangun, siapkan kemeja, jas dan dasi yang akan aku gunakan. Nanti akan kuberikan pin rumahku."

Alana hampir saja menjatuhkan rahangnya ketika Yoongi mengatakan itu. "Sa-sajangnim, apa maksudnya ini?" Tanya Alana.

"Jobdeskmu." Jawab Yoongi singkat, padat dan tak bisa dimengerti. "Yang kedua." Lanjut pria itu.

Walaupun masih kebingungan, Alana tetap mencatat. "Kau harus membuatkanku sarapan. Tak boleh memesan makanan. Harus kau yang memasaknya." Ujar Yoongi.

"Yang ke tiga, temani aku setiap aku bertemu dengan kolegaku." Lanjut Yoongi.

Tunggu, otak Alana berusaha mencerna apa yang Yoongi katakan. Apa tidak salah?

"Yang ke empat, temani aku makan siang dan turuti apa yang aku perintahkan."

"Yang ke lima, jobdeskmu akan bertambah seiring kau bekerja denganku." Tutup Yoongi.

Alana melihat kembali apa yang telah ia tulis. Apa tidak salah? Apakah ini pekerjaan intern? "Sajangnim, bolehkah aku bertanya?" Tanya Alana.

"Tanyakan saja."

"Apakah aku ini asisten pribadimu?" Tanya Alana karena tidak mengerti dengan pekerjaannya ini.

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Kau anak magang. Seorang intern. Itu tugasmu." Jawab Yoongi penuh penekanan.

Apa ada anak magang yang pekerjaannya seperti ini? "Tapi kenapa?" Tanya Alana lagi.

"Karena aku bosmu. Aku bebas memberikan pekerjaan apa saja." Ujar Yoongi sambil tersenyum kecil.

Apa-apaan itu? Alana tidak suka. Gadis itu mengepalkan tangannya yang ada di atas meja. Ia ternyata telah salah menilai bosnya. Ia kira bosnya ini baik karena mau menerima dirinya sebagai karyawan, walauapun karyawan magang.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang