27 | Sikap Tiba-Tiba Sajangnim

72 12 4
                                    

Walaupun pikirannya terus berteriak tidak mau menemui bosnya, tapi disinilah Alana. Gadis itu berdiri di depan ruangan Yoongi setelah bertanya kepada Hyejin apa bosnya itu ada di dalam atau tidak. Alana menghela napas panjang.

Entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa gelisah. Ini bukanlah pertama kalinya Alana menghampiri Yoongi di ruangannya, tapi entah mengapa kali ini rasanya cemas sekali. Di dalam pikirannya ada yang berbisik lirih, apakah saat Alana membuka pintu ini ia akan mendapati wanita yang kemarin lagi?

Alana segera menggelengkan kepalanya. Meyakinkan dirinya jika ia melihat wanita itu lagi maka bisa disimpulkan jika wanita itu adalah kekasih bosnya.

Alana mengetuk lembut pintu ruangan Yoongi sebelum berucap, "Sajangnim, aku masuk."

Setelah mengatakan itu, Alana membuka pintu ruangan Yoongi. Tangan Alana masih setia memegang knop pintu saat dahinya menyerit keheranan. Dimana bosnya? Alana tidak mendapati Yoongi di ruangannya.

Gadis itu segera menutup kembali pintu tersebut. Ia berjalan masuk ke dalam ruangan Yoongi. Padahal Hyejin eonni bilang Sajangnim ada di dalam, pikir Alana. Ia berjalan mendekati meja Yoongi yang terdapat banyak lembaran kertas di atasnya.

Alana mengambil salah satu dokumen tersebut. Ia hanya membacanya sekilas sebelum meletakan kembali dokumen itu. Layar desktop bosnya pun masih menyala, menampilkan pekerjaannya yang masih rampung—belum selesai.

Saat Alana berbalik tubuhnya tiba-tiba menegang karena terkejut. Pantas saja saat ia datang ia tidak melihat bosnya duduk manis di kursi kebesaraannya itu, ternyata bosnya itu tertidur. Terlihat Yoongi yang tengah tertidur—terlentang di sofa yang tak jauh dari mejanya. Pria itu tertidur dengan sisi sofa sebagai bantalannya, sedangkan kakinya yang jenjang menggantung karena sofa itu tidak muat menampung tubuh tinggi Yoongi.

Alana segera mendekat. Suara pantulan antara heelsnya dan juga lantai memenuhi sesisi ruangan. Saat ada di samping sofa tersebut Alana segera berjongkok tepat di samping kepala Yoongi. Gadis itu memperhatikan bosnya yang tengah tertidur.

"Apa semalam tidur Sajangnim tidak nyenyak?" Gumam gadis itu sambil memperhatikan garis wajah Yoongi. Alana tidak akan berbohong, bosnya itu ternyata memang tampan. Lihatlah kulit putih dan bibir kenyalnya itu. Apa bosnya ini melakukan perawatan untuk kulitnya yang bersih itu? Tatapan Alana turun, menatap bibir Yoongi. Ini sungguh tidak adil. Alana perlu mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan bibir kenyal dan cerah seperti itu.

"Apa kau sudah puas menatapku?"

Tubuh Alana terlonjak ke belakang karena terkejut. Alana mengaduh kesakitan karena pantatnya itu menyentuh lantai. Di sisi lain Yoongi mendudukan tubuhnya. Pria itu menatap Alana yang mengaduh sambil mengusap bantalan duduknya.

"Aku dengar tadi kau pergi dengan tuan Kim." Ucap Yoongi.

Alana mengalihkan perhatiannya. Gadis itu segera berdiri lalu membetulkan roknya. "Tuan Kim hanya mengajakku mencari udara segar." Jawab Alana seadanya. Jangan bilang bosnya ini akan merajuk lagi seperti saat itu.

"Bukan berarti di dalam sini tidak ada udara segar." Sarkas Yoongi. Pria yang masih terduduk itu mengadahkan kepalanya, menatap Alana yang berdiri di hadapannya. Tangan Yoongi terangkat guna meraih tangan Alana. Hal itu tentu saja membuat Alana terkejut. Tapi rasa terkejutnya itu perlahan hilang saat ibu jari Yoongi mengusap lembut punggung tangannya.

Mata Yoongi menatap tangan Alana yang ada dalam genggamannya. Tangan Alana begitu kecil dalam balutan tangan besarnya. "Ayo kita pergi." Ucap Yoongi tanpa menatap Alana.

Gadis itu menyeritkan keningnya. "Pergi? Pergi ke—"

Belum sempat Alana berucap, Yoongi sudah berdiri lebih dulu. Gerakan tiba-tiba pria itu membuat jaraknya dengan Alana semakin dekat. Alana bahkan bisa mencium parfum yang digunakan oleh Yoongi.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang