13 | Rumor di Kantor

106 13 3
                                    

Halo semuanya! Aduh digebukin gak aku? Tega banget emang sebulan lebih enggak update. Maaf ya. Karena sebulan lebih aku gak update, sebagai gantinya aku double update.

Jangan lupa vote sama komennya!

Jangan lupa vote sama komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!











Canggung.

Suasana di dalam mobil begitu canggung. Setelah kejadian di kantor tadi, baik Yoongi dan Alana hanya diam saja, sampai akhirnya Yoongi berkata ingin mengantarkan Alana pulang. Mengingat kejadian di kantor tadi, rasanya Alana ingin bersembunyi. Ia sangat malu. Lagi pula kenapa bosnya ini tiba-tiba bertindak seperti itu?

"Sudah sampai." Ucap Yoongi yang memecah keheningan di antara mereka.

Tubuh Alana berjengkit sesaat. Ia melihat ke luar dan benar saja mereka sudah sampai di rumah Alana. "Terima kasih Sajangnim sudah mengantarku pulang." Ucap Alana tanpa melihat ke Yoongi, karena masih terasa canggung.

Baru saja Alana ingin membuka pintu mobil, suara Yoongi tiba-tiba mengintrupsinya. "Tunggu dulu."

Alana berdecak dalam hati, kali ini apa lagi? Apa bosnya ini tidak bisa membaca suasana? "Ada apa, Sajangnim?" Tanya Alana.

Alana melihat bosnya itu terdiam sesaat sampai akhirnya menjawab, "Tidak jadi."

Rahang Alana hampir saja jatuh. Tidak tahu saja sedari tadi jantungnya berdegup dua kali lebih cepat karena begitu gugup. "Kalau begitu, aku pamit. Sekali lagi, terima kasih sudah mengantarku pulang, Sajangnim." Kata Alana.

Gadis yang tidak mau berlama-lama di dalam mobil itu segera keluar. Tanpa menoleh ke belakang, Alana langsung masuk ke dalam rumah. Ia mengintip di jendela, memastikan apakah bosnya itu sudah pergi atau belum? Namun mata Alana terbelalak saat melihat mobil Yoongi masih ada di depan rumahnya.

"Kenapa dia tidak cepat-cepat pergi sih?" Gumam Alana.

Di tengah mengamati bosnya itu, tiba-tiba ponsel Alana berdering. Gadis itu segera meraih benda pipih tersebut di dalam tasnya. Mata Alana terlihat berbinar saat mengetahui ayahnya yang menelepon.

"Halo ayah?!" Seru Alana.

"Astaga, ayah sangat senang bisa mendengar suaramu. Bagaimana kabarnya putri ayah? Kau tahu ayah sangat khawatir selama ini?" Ucap Aleno di sebrang sana.

Alana berdecak. "Ck, jika ayah khawatir kenapa ayah tidak meneleponku saat aku tiba di Korea? Kenapa baru sekarang ayah meneleponku? Apa ayah sudah tidak sayang lagi padaku?" Cerocos Alana. Sifat manja Alana mulai terlihat kembali.

"Maafkan ayah, Alana. Ibumu melarang ayah untuk meneleponmu." Ucap Aleno yang terdengar kentara sekali menyesalnya. Ia tidak bohong, Sunhee melarangnya untuk menghubungi putri semata wayang mereka.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang