14 | Sikap Tuan Kim

104 14 7
                                    

Sejak kapan ada rumor itu? Apa sejak ia bekerja di perusahaan ini? Alana tidak tahu kenapa tiba-tiba ada rumornya yang seperti itu. Ia tidur dengan bosnya? Bukankah rumor itu terdengar jahat? Alana tidak pernah menyangka akan dirumorkan seperti itu.

Jujur saja Alana jadi tidak terlalu fokus saat rapat tadi. Pikirannya terus kemana-mana, hatinya tidak tenang.

"Nona Lee."

Alana menoleh saat mendengar ada yang memanggilnya. Gadis yang sedang berdiri di depan ruang rapat itu melihat dua wanita yang sedang menatapnya. "Rapatnya sudah selesai, kenapa nona Lee masih di sini?" Tanya salah satu dari mereka.

Alana mencoba tersenyum. Ia tahu dua wanita yang sedang berdiri di hadapannya ini adalah yang tadi membicarakan dirinya di toilet. "Aku sedang menunggu Tuan Kim. Tadi dia pergi ke toilet sebentar."

Kedua wanita itu tersenyum lalu berucap, "Kalau begitu kami duluan."

Alana menganggukan kepalanya. Mata gadis itu menatap punggung kedua wanita itu ketika pergi. Manusia jahat sekali. Bagaimana bisa mereka berdua tersenyum seperti tidak ada apa-apa kepada dirinya? Padahal jelas-jelas tadi di toilet mereka membicarakan dirinya.

Alana hanya menghela napas kasar. Matanya menatap jam tangan cantiknya yang melingkar di tangan kirinya. Sebentar lagi jam makan siang, sudah pasti Alana harus menemani Yoongi.

Ngomong-ngomong soal Yoongi, Alana jadi malu jika harus bertemu dengan Yoongi. ia malu bukan karena kejadian kemarin lusa, tetapi karena rumor itu. Bukankah ini aneh? Alana tidak tahu kenapa ia malu padahal jelas-jelas rumor itu tidak benar.

"Nona Lee."

Alana menoleh dan mendapati Younghoon sedang berjalan ke arahnya. "Dari tadi kau berdiri di sini?" Tanya Younghoon saat sudah di depan Alana.

Alana menganggukan kepalanya.

Younghoon terlihat berdecak. "Seharusnya kau mencari tempat duduk atau paling tidak diam dulu di ruang rapat."

Alana terkejut sesaat karena pertama kali melihat Younghoon seperti ini. Biasanya pria itu akan mengomel atau memarahinya karena kurang kompoten. Alana jadi terkekeh melihatnya. "Ayo kita kembali, Tuan Kim." Ucap Alana sambil tersenyum.

Younghoon terdiam sesaat. Pria itu tiba-tiba meraih tangan Alana. Alana yang tiba-tiba ditarik oleh Younghoon tentu saja terkejut. "Eh—Tuan Kim, kita akan kemana?" Tanya Alana.

Younghoon tidak menggubris Alana. Pria itu terus berjalan sampai matanya melihat meja yang disekelilingnya ada kursi.

Younghoon menarik salah satu kursi itu. Ia berbalik dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Alana. "Duduklah." Ucapnya kepada Alana.

"Eh?"

Walaupun tidak mengerti apa yang akan dilakukan Younghoon, Alana tetap menurut. Ia duduk di kursi yang tadi ditarik oleh Younghoon. Pria itu tiba-tiba berjongkok dihadapan Alana, membuat gadis itu terkejut.

"Tuan Kim mau apa?!" Seru Alana.

Younghoon yang sudah berjongkok di hadapan Alana tidak menggubri Alana. "Lepaskan heelsmu." Ucap Younghoon.

Alana menggelengkan kepalanya. "Jawab aku dulu, tuan Kim mau apa?" Tanya Alana.

Younghoon berdecak. "Kau kira aku akan melakukan hal yang tidak-tidak?" Younghoon meraih kaki kanan Alana lalu melepaskan heels Alana. Pria itu mengeluarkan sesuatu di balik saku kemejanya. Alana tersentak kecil saat Younghoon tiba-tiba menyimpan kakinya di lutut pria itu.

"Diamlah, mungkin ini akan sedikit perih." Ucap Younghoon yang sedang bersiap mengoleskan salep ke luka lecet Alana.

Begitu ternyata. Ternyata rekan kerjanya ini hanya ingin mengoleskan salep saja pada luka lecetnya. Pikir Alana.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang