9 | Perkara Americano

110 17 5
                                    

Apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Alana merasa malu dengan dirinya sendiri. hanya dengan dipuji sesaat saja oleh bosnya mampu membuat dirinya merona. Padahal sejak dulu Alana selalu dipuja dan disanjung oleh banyak pria. Gadis itu seperti dewi bagi pria yang melihatnya. Entah berapa kali Alana menerima banyak pujian, tapi kenapa hanya dipuji sesaat oleh bosnya mampu membuat Alana tersipu? Sadarlah Alana ini bukan pertama kalinya kau dipuji! Jangan bereaksi berlebihan seperti itu!

"Nona Lee?"

Alana terentak sesaat, kembali tersadar. "I—Iya, Sajangnim?"

"Apa kau tidak menyukai steaknya?" Tanya Yoongi. Mereka kini tengah makan malam di sebuah restoran steak.

Alana menggelengkan kepalanya. Berpikir apa tadi ia? Alana mengambil pisau dan garpunya kembali. Ia hampir lupa ada hal yang ingin ia tanyakan kepada Yoongi.

"Sajangnim, ada hal yang ingin aku tanyakan." Ujar Alana.

"Tanyakan saja." Jawab Yoongi yang sudah menelan sepotong steak.

"Saat aku lembur kemarin, apa Sajangnim melihat aku bersama orang lain?" Tanya Alana.

Yoongi menyeritkan keningnya. "Bersama orang lain?" Tanya balik Yoongi yang tak mengerti.

"Maksudku, saat aku lembur apa aku dibantu oleh seseorang atau apakah aku ditemani oleh seseorang? Yang aku ingat adalah saat aku tertidur ketika mengerjakan laporanku." Ujar Alana.

Yoongi terlihat diam sesaat sebelum akhirnya menjawab. "Ada yang membawamu ke bawah." Jawab Yoongi.

"Siapa?" Tanya Alana. Walaupun Alana sudah bisa menebaknya, tetapi tetap saja untuk memastikan apa dugaannya ini benar atau tidak.

"Rekan divisimu, Kim Younghoon." Jawab Yoongi.

Alana termangut-mangut. "Begitu ya." Gumam gadis itu. Jadi Younghoon yang mengerjakan kerjaannya lalu membawa dirinya yang tertidur ke bawah, namun bosnya ini langsung membawanya ke mobilnya. Oleh sebab itu dirinya tidak melihat Younghooon. Sekarang Alana mengerti.

"Sajangnim."

"Hmm?"

"Setelah makan siang, bisakah kita mampir ke café sebentar?"

Find Me in Your Memory

Alana masuk ke dalam mobil dengan satu cup Americano di tangannya. Yoongi yang melihat itu melirik Alana sesaat. "Untuk siapa?' Tanya Yoongi.

"Untuk seseorang." Jawab Alana.

Tanpa menimpali apapun, Yoongi segera menjalankan mobilnya. Alana melirik sesaat Yoongi. Apa ini hanya perasaannya saja? Alana tadi mendengar bosnya ini berdecak sesaat. Mungkin ini hanya perasaannya saja, pikir gadis itu.

Mereka pun tiba di kantor. Tidak seperti tadi, kali ini Yoongi terlihat terburu-buru. Bisa dilihat dari cara jalan pria itu yang cepat, membuat Alana harus mengimbangi langkah Yoongi. Jujur saja, hal ini cukup sulit untuk Alana. Selain karena ia memakai heels yang tinggi, cara jalan Yoongi yang cepat seperti idol yang diikuti wartawan membuat Alana kewalahan.

"Apa Sajangnim ada rapat?" Tanya Alana begitu mereka ada di dalam lift.

Tanpa menoleh Yoongi menjawab singkat, "Tidak."

Reaksi apa itu? Apa penyakit bosnya ini kambuh lagi? Kembali menjadi menyebalkan setelah memujinya dan mengajaknya makan. Emosinya tidak stabil sepertinya, pikir Alana.

Pintu lift terbuka, mereka pun segera keluar. Kali ini Alana tidak mengikuti Yoongi, gadis itu segera ke divisinya. Alana melihat rekan kerjanya yang lain mulai melanjutkan pekerjaan mereka.

Find Me in Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang