"Berita kalian akan dikonfirmasi hari ini. Bersiaplah." Jaehyuk mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja dalam ruangannya. Kedua matanya memicing menatap salah satu artis asuhannya yang duduk termenung di sofa.
"Terus terang, aku memang kecewa dengan keputusanmu." Helaan napas terdengar dari mulut sang pimpinan. Ia memang tak melarang artis asuhannya menjalin hubungan asmara. Dengan syarat, mereka bisa menjaga diri dan privasi. Lebih baik lagi jika mereka bisa memberitahunya, dengan siapa ia dekat, atau sejauh mana hubungan mereka. Bukan berkmasud mendikte, tapi Jaehyuk perlu informasi itu untuk melindungi pihak si artis juga.
"Dan soal Jimin, aku minta maaf atas namanya." Jaehyuk sedikit mengembuskan napas kasarnya lagi. "Aku tahu kau tidak menyukainya, mungkin malah membencinya. Meski aku pun gemas dengan keputusannya yang semena-mena, tidak bisa dipungkuri, image-mu dan juga privasi Daeun bisa terselamatkan karena ulah ceroboh Jimin."
Sekalipun Jeno sangat ingin membantah semua perkataan Jaehyuk, ia tahu tak ada yang bisa dilakukannya sekarang. Tidak di depan pimpinannya yang tengah murka. Sudah cukup ia menyebabkan masalah dengan tertangkap basah sekali. Ia malah membuat semua semakin rumit.
"Maafkan aku." Hanya itulah yang bisa diucapkan Jeno sekarang.
"Berterima kasihlah pada Jimin. Kau tahu apa akan yang terjadi selanjutnya. Karir dan kehidupannya bisa saja hancur setelah ini. Sebagus apa pun image Jimin untuk menghalau skandalmu, penggemar anarkismu tidak akan menerima ini dengan mudah."
Jeno menyurai dan menahan rambut gelapnya. Ia tahu apa yang bisa dilakukan para penggemar gilanya. Bagian dari dirinya berperang―menyalahkan Jimin yang memanfaatkan kesempatan ini atau berterima kasih padanya.
"Aku tidak menyuruhmu untuk benar-benar menerima Jimin sebagai seorang kekasih. Tapi kuharap kau tidak lagi memperlakukannya dengan buruk. Aku bisa memaafkan apa yang kau lakukan kali ini, tapi tidak jika kau melukai keponakanku dengan sengaja."
Jeno terdiam sejenak. "Sampai kapan kami harus berpura-pura?"
"Kita akan melihat keadaan ... mungkin 2 bulan sudah cukup." Jaehyuk merapatkan kedua lengannya ke dada bidangnya. "Jika kau berani menemui gadis pembuat onar itu, aku tidak akan segan-segan melakukan sesuatu padanya. Kau tidak ingin membuat penggemarmu semakin marah, bukan?" Suara tenang Jaehyuk justru semakin terdengar menakutkan sekarang.
Jeno menelan ludahnya. "Aku mengerti."
"Bagus kalau kau mengerti. Kau boleh pergi."
Setelah membungkukkan punggungnya untuk memberi hormat, Jeno melangkah meninggalkan ruangan sang pimpinan.
"Lee Jeno, situasinya sudah cukup rumit. Jika kau terlihat bersama gadis itu lagi, aku tidak bisa menjamin citra baikmu di depan para penggemar bisa terselamatkan. Ingat, statusmu tak lagi sendiri, ada nama baik keponakanku yang kau bawa sekarang. Jangan buat usaha kami untuk menghapus jejak Daeun berakhir sia-sia." Peringatan itu telak menghempaskan khayal liarnya untuk diam-diam bertemu Daeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
GORGEOUS
Romance[SELESAI] Yoo Jimin sudah kehabisan cara untuk menaklukkan hati Jeno. Jika menjadi musuh banyak orang adalah satu-satu cara untuk mendapatkan perhatian pria itu, ia rela melakukannya. Apapun resikonya. Dengan segala kegilaannya, Yoo Jimin mengaku...