CHAPTER 22 | RAMYEON HAPPENED

1.2K 163 9
                                    

Rindu memang menyiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu memang menyiksa. Padahal baru empat hari, tapi Jimin sudah rindu berat. Meski ingin sekali menyusul ke mana pun Jeno pergi, Jimin bukan gadis pengangguran dan tak ada kerjaan.

Video call pun tak membantunya mengurangi rasa rindu. Yang ada, ia malah semakin rindu. Kesalahpahaman pun terkadang tidak bisa dihindari.

Sekarang, ia tengah berbaring di kasurnya. Jam waker-nya masih menunjukkan pukul 05.12 pagi. Tapi demi Jeno, ia merelakan waktu tidurnya dan bangun lebih awal. Matanya pun masih sayup-sayup.

"How's your day?" Suara Jimin terdengar sedikit serak.

"Mmm ... menyenangkan tapi melelahkan." Jeno menarik sedikit sudut bibirnya ke atas.

"Yed."

"Hmm."

"I miss you."

"Hmm."

Jimin cemberut ketika Jeno sekadar berguman. "Apa kau sudah merindukanku?"

Dari raut wajahnya, Jeno terlihat kelelahan. Tapi mendengar pertanyaan Jimin, ia pun tak kuasa menahan dengusannya.

"Belum." Jeno menggeleng.

Jimin berdecih pelan. Wajah mengantuk dan cemberutnya pun terlihat.

"Jahat!"

"Memang." Kali ini, Jeno mengangguk-anggukan kepalanya.

"That's alright. Aku juga bisa jahat." Jimin merapatkan bibir dan menariknya menjadi senyuman lebar, masih dengan wajah bantalnya. Lalu, ia mengangkat dagu, ingin memamerkan hoodie yang dikenakannya.

"Lihat yang kupakai," kata Jimin.

"Yoo Jimin," panggil Jeno penuh peringatan.

Jimin menjulurkan lidahnya, masa bodoh jika pria itu protes.

"Kenapa pakai yang itu?! Aku kan sudah bilang jangan yang itu!"

"Kapan kau mengatakannya? Aku tidak ingat."

"Dasar Dori!" umpat Jeno. Yang Jimin kenakan adalah hoodie barunya. Ia saja belum pernah memakainya.

Jimin tertawa kecil melihat reaksi Jeno. Ia ingat Jeno pernah melarangnya memakai hoodie yang sedang dipakainya. Tapi, Jimin tetaplah Jimin.

"Oya, aku juga menyukai yang ini."

"Kau ambil yang mana lagi?!" protes Jeno.

Jimin menghilang dari layar ponsel untuk mengambil sesuatu dari closet-nya. Tak lama kemudian, ia pun muncul dengan hoodie lain di tangannya.

"Taraaaa!" Jimin menunjukkan sebuah hoodie hitam―salah satu favorit Jeno.

Jeno pun hanya bisa menghela napas. Tak ada gunanya ia menghabiskan energi untuk memarahi Jimin. Gadis itu tak akan mendengarkannya.

GORGEOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang