4. Study Tour

522 62 2
                                    

Pagi yang cukup tenang di kelas 11 MIPA 6 hari ini. Tak ada seruan Sena. Sena sedang sibuk di mejanya, mengerjakan tugas yang dikumpulkan esok hari.

Ia sudah terbiasa tak menunda-nunda pekerjaan. Ia selalu sibuk di sore hari untuk mengikuti berbagai tutor. Hari ini ada tutor Bahasa Inggris. Ia tak ada waktu untuk mengerjakan PR Sejarah dengan jawaban sepanjang lima halaman ini.

Kelas dimulai. Pagi ini pelajaran Bu Victoria, wali kelas mereka. Bu Victoria mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Seringnya memberikan tugas. Ya, tau lah, kau disuruh membaca cerita, membuat pidato, membuat ini, itu, jadi tidak banyak guru yang menjelaskan.

"Anak-anak, ada yang mau bayar study tour?" tanya Bu Victoria di sela-sela kelas. Beberapa anak maju ke depan untuk membayar study tour yang akan diadakan dua minggu lagi ke Yogyakarta, destinasi study tour sejuta umat.

Sena mengabaikan Bu Victoria dan melanjutkan mengerjakan tugas dari buku paket yang tadi diberikan oleh Bu Victoria.

"Sen, gua ke meja Mark, ya." Tanpa persetujuan, Yeri sudah menuju meja tempat Mark duduk lalu duduk di sebelah Mark dan mengusir Jeno ke tempatnya.

Sena tak peduli sama sekali. Jeno ada di sana atau tidak, bukan urusannya.

"Gua duduk sini ya, Sen," ucap Jeno saat duduk di tempat Yeri. Sudah biasa terabaikan oleh Sena, Jeno pun tak menunggu jawaban Sena.

Ia juga melanjutkan tugasnya dengan ambisius, si ketua kelas yang memiliki titel Peringkat Tiga Abadi. Peringkat Jeno tak pernah turun, atau naik.

Setelah beberapa menit, tiba-tiba Jeno berjalan menuju meja guru tanpa dipanggil. Sena sedikit menoleh. Percakapan Jeno terdengar lama di sana.

Sena memutuskan untuk mendekati meja guru, sedikit menguping.

"Gapapa kok Jen, nanti Ibu tanya orang tua murid lain, ya? Pasti ada kok yang mau subsidi buat study tour kamu. Kamu ga usah khawatir, ya. Pasti kamu bisa ikut study tour-, ada apa, Sen?" Bu Victoria menyadari Sena yang sedang berdiri di dekat meja guru.

"Aku izin ke toilet ya, Bu," ujar Sena, terlihat seperti anak baik-baik yang tak menguping percakapan itu.

Sena keluar sebentar, lalu kembali ke kelas dan Jeno sudah kembali ke mejanya. Sena langsung menghampiri Bu Victoria yang sedang membaca buku paket di meja guru.

"Bu, tadi aku gak sengaja denger Ibu ngobrol sama Jeno. Kalau aku yang bayarin Jeno buat study tour, boleh?" ujar Sena pelan-pelan.

"Wah, boleh banget, Sen. Kamu udah bilang orang tua kamu?" tanya Bu Victoria sambil membuka buku catatannya untuk mencatat pembayaran Jeno nanti.

"Belum, sih. Ini dari aku pribadi, soalnya Jeno baik dan banyak bantu kelas. Kan gak mungkin juga ketua kelas kita gak ikutan study tour," ucap Sena sambil menatap ke arah Jeno sekilas.

"Eh, serius kamu? Nanti mamamu marah kalau uang pribadi kamu dipake?" Bu Victoria memastikan.

"Engga kok, Bu. Besok aku bawa uangnya. Tapi, jangan bilang-bilang Jeno, ya, Bu? Aku takut dia ga enak." Sena tersenyum malu-malu dan disambut oleh anggukan Bu Victoria.

"Tenang. Ibu ga akan bilang siapa-siapa. Terima kasih banyak ya, Nak."

Sena kembali ke mejanya lalu duduk di sebelah Jeno. Ia menggeser kursinya agar persis berdempetan di sebelah Jeno.

"Jen, gua bayarin study tour lo."

Jeno langsung menoleh dengan pulpen masih berada di tangannya. "Hah?"

"Iya, gua bayarin tagihan study tour lo. Lo ga usah pikirin uangnya lagi. Gua yang bayarin," ucap Sena tanpa ada beban.

"H-hah? Mama lo maksudnya?" Jeno masih tak mengerti dengan ucapan Sena.

Counting New Things | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang