3. Video Illegal

677 76 0
                                    

"WOI! MARK LEE!!"

Kelas yang semula sedang riuh itu langsung menjadi hening saat seseorang berteriak di depan pintu. Siapa lagi kalau bukan Oh Sena. Pagi-pagi, ia telah menggemparkan kelas dengan suara melengkingnya.

"A-apa? Kenapa, Sen?" Mark yang tadinya sedang bermain PUBG bersama Jeno langsung terhenti saat melihat Sena.

Sena menghampirinya dengan mata tajam dan langkah yang sangat cepat. "Siapa kakak kelas yang videoin gua kemaren?! Lo pasti tau, kan?!" Sena menarik baju Mark agar ia berdiri.

Melihat Sena yang begitu ganas, Jeno segera turun tangan. Ia menarik tangan Sena dari kemeja Mark yang masih tersetrika rapi itu.

"Sen, kenapa sih? Masih pagi," ujar Jeno lalu memegangi tangan Sena dan mencoba menenangkan Sena.

"Lo tau sendiri Jeno kemaren ada kakak kelas yang videoin gua. Videonya disebar ke anak tongkrongan!" seru Sena dengan wajah yang memerah.

Jeno menghela napas. Ia menarik kursi di dekat Sena lalu mendorong Sena lembut agar duduk.

"Ih apaan sih?!" Sena menepis tangan Jeno yang berada di bahunya lalu kembali berdiri.

"Duduk dulu, bisa ga sih? Ga enak diliatin anak-anak lain," ujar Jeno sambil menatap murid lain yang sedang mengintip keributan mereka.

Bukan hal baru Sena marah-marah di kelas. Mereka sudah mewajari kalau Sena memang agak gila dan menyebalkan.

"Ya udah. Siapa yang videoin gua kemaren?" Sena duduk dan melepas tasnya.

"Duh, Sen, ga enak. Itu kakak kelas." Mark menggaruk tengkuknya sambil menunduk. Walaupun ia pria, ia takut kalau melihat Sena sudah marah-marah seperti ini. Kuku tajam Sena dapat mencakar siapa saja tanpa pandang bulu.

"Eish! Bener-bener ini anak. Temen kelas lo dilecehin, terus lo malah menikmati? Dasar mesum, ga punya harga diri emang cowo-cowo di sini," omel Sena yang membuat Jeno geleng-geleng kepala.

"Eh, Sen, udah dateng lu?" Yeri yang baru saja kembali dari kantin langsung menghampiri mereka.

"Yer, setelah ini lo ga boleh lagi deket-deket Mark. Kalo lo ga ngejauh dari Mark gua paksa kalian. Mau-maunya lo suka sama cowo yang hobi lecehin cewe gini."

Pak!

Yeri menepuk bahu Sena cukup keras. "Ish lo ini. Kenapa sih pagi-pagi? Mau nanyain kakak kelas yang kemaren? Baik-baik, lah. Siapa yang ga takut jawab kalo lo begini."

Memang hanya Yeri yang dapat mengontrol emosi Sena. Setidaknya, melawan Sena agar ia sadar kalau hidup tidak melulu tentang dia.

"Kasih tau aja, Mark," ucap Yeri lembut pada lelaki pujaannya itu.

"Eng, anu, yang videoin sama sebarin itu Kak Johnny, Sen. Anak 12 IPS 2." Mark menatap Yeri ragu-ragu, memastikan ucapannya tak meleset dan tak akan membuat Sena marah.

"Hah? Woah, gila. Berani-beraninya dia. Mana orangnya?!"

Sena langsung berdiri tegak dan hampir berlari menuju kelas 12 IPS 2. Sayangnya, Jeno sudah meraih kedua bahunya terlebih dahulu dan menyuruhnya duduk kembali.

"Jangan bikin masalah pagi-pagi," tegur Jeno lalu berdiri di depan Sena agar ia tak pergi kemana-mana.

"Jangan ikut campur." Sena berdiri lagi, namun dengan mudahnya Jeno menekan bahunya sampai ia terduduk lagi.

"Gua ketua kelas lo. Kalau lo bikin masalah, gua juga harus ikut ke BK. Jangan nambah masalah gua," tegas Jeno dengan suaranya yang pelan.

"Eish. Mark, bilang sama Kak Johnny gua mau ketemu dia pas pulang. Atau, bilang aja lu yang mau ketemu. Lakuin. Kalau engga gua cakar temen lu yang satu ini," ucapnya sambil menatap Jeno tajam.

Counting New Things | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang