PERTEMUAN TIDAK TERENCANA

131 10 0
                                    

Hari demi hari berlalu, kini Anna menjelma menjadi gadis yang sangat cantik, dan tepat dihari ini ia berusia 17 tahun.

"Akhirnya, gua nikah ama Jonatan Gebara, idola gua selama ini, dari jutaan followersnya ternyata gua yang terpilih, gua memang manusia paling beruntung dimuka bumi." Orang yang berada didepan Anna sekarang nampak girang, sedari tadi terus meneliti layar ponselnya.

"Aduh PANAS! Catokannya kena kulit kelapa gua Na, bisa hati-hati nggak sih! lo mau bikin kepala gua kebakar?"

"M-maaf kak." Anna menunduk tanda bersalah.

Ya. Orang yang baru saja membentak Anna adalah Sinta kakak tiri Anna yang hari ini akan segera melepas masa lajang.

Dari dulu Lo cuma bisa minta maaf, nggak usah catokin rambut gue, pergi bantu-bantu di luar sana," titah Sinta.

"M-maaf kak... Na nggak sengaja." Anna tetap menunduk tanda bersalah.

Sinta menghela napas kesal, kemudian mengebrak meja. "Banyak bacot, gua bilang keluar! Enek gua liat muka Lo."

Masih dengan kepala menunduk, dengan cepat Anna mengembalikan catokan ketempatnya, dan beranjak pergi dari sana.

Tidak lama kemudian sebuah ponsel berdering, ponsel itu milik MUA yang tengah merias Sinta. "Maaf Non, bibi angkat telepon sebentar, sekalian ambil brush, ketinggalan di ruang belakang."

Sinta memutar kedua bola matanya. "Cepetan jangan pake lama."

Bergegas MUA itu beranjak setelah mendapat izin.

Sementara dari balik jendela, samar
-samar terdengar suara ranting patah. Karena penasaran, Sinta mencoba mengecek keluar jendela, sejauh mata memandang sebenarnya tidak ada hal mencurugakan, namun tepat di bawah jendela itu, sosok bertopeng secara tiba-tiba mengoreskan pisau kewajah Sinta, hal itu membuat Sinta shock dan jatuh terkulai lemas di lantai.

Sosok bertopeng itu menerobos jendela lalu membawa Sinta pergi menjauh dari lokasi pernikahan mengunakan mobil Brio hitam, kemudian meninggalkan nya ditempat penghancuran mobil.

Sinta yang masih di dalam mobil tiba-tiba tersadar dari pingsan nya setelah telinga nya mendengar beberapa orang sedang bercengkrama.

Saat ia membuka mata, tangan nya sudah terikat tali dan mulutnya di bungkam perban.

Saat itu Sinta sangat panik dan takut, namun untungnya ikatan tali di kakinya terlepas. Refleks Sinta menendang pintu bagasi, dan syukurnya nasib baik masih berpihak padanya, bagasi mobil itu terbuka, membuat dua orang pria paruh baya tadi tersentak.

Mereka langsung melepaskan perban serta tali yang mengikat tangan Sinta.

"Astaga, Neng kenapa? Apa yang terjadi?" cerca salah satu bapak itu.

Sinta meneliti sekitar, nampak asing melihat pemandangan yang jatuh dipelupuk matanya. "Gue harus nikah, ini dimana?"

Kedua bapak itu saling bertukar pandang, ekspresi wajah mereka nampak khawatir. "Ini di desa, neng kenapa bisa di dalam mobil ini?" tanya bapak yang satunya.

Sinta menjambak rambutnya sendiri, kepalanya terasa pecah, pusing mulai menyerangnya, perlahan pandangannya memutih Hingga tubuhnya jatuh terhempas ketanah.

Saat tersadar Sinta berada di dalam rumah reot. Perlahan namun pasti, ia membuka mata, meneliti pemandangan sekeling hanya ada hamparan sawah nan hijau, ia juga merasakan sedikit gatal dikulitnya.
Tapi yang lebih membuatnya shock saat menyadari dirinya sudah berganti pakaian jadul khas wanita desa.

"Aaaaaaaa..." Pekikan melengking, keluar bebas dari mulutnya, membuat wanita paruh baya dan bapak yang ia kenal sebelumnya datang menghampiri.

"K-kenapa gue disini, kalian siapa? dan... Kenapa gue pakai baju norak ini." Sinta merasa jijik dengan segala yang ia lihat, gubuk reot, baju kumuh, serta dua orang tua aneh sedari tadi menatapnya penuh khawatir.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang