GANGGUAN JIWA

53 5 0
                                    

Dirumah sakit...

Jonatan, Fatra dan para perawat berlari membawa Anna ke UGD.

"Tunggu disini dulu, kami akan-"

Belum sempat dokter menyelesaikan katanya, Jonatan langsung mencela. "Tapi dok saya sumainya, saya mau mendampingi istri saya."

"Kami tau pak, ini demi kelancaran oprasi. Bapak harus tunggu disini." ujar dokter itu berusaha memberi pengertian, namun Jonatan yang keras kepala tetap bersikukuh ingin mendampingi istrinya.

"Jo, sudah Jo, ikuti kata dokter supaya oprasi Anna berjalan lancar," ujar Fatra turut menenagkan.
Dokter pun masuk keruang UGD dan langsung menangani Anna. Setelah Fatra berhasil menenangkan Jonatan.

"Kalau sampai terjadi apa-apa sama Anna aku nggak akan bisa maafin diri aku ma, Nggak akan bisa." Kini Jonatan menagis pilu di depan Fatra.

"Sudah Jo, jangan pikir macam-macam, doa in Anna semoga oprasinya berjalan lancar," tutur Fatra terus menenagkan Jonatan yang sedari tadi panik.

hampir 2 jam oprasi berlangung, namun dokter yang menangani Anna tak kunjung keluar, hal itu membuat Jonatan semakin gelisah, ia bahkan memukul-mukul kepalanya sendiri sambil bolak balik menunggu kabar dari dokter.

Sekarang oprasi sudah berjalan 2 jam 30 menit, namun dokter yang menagani Anna, tidak kunjung keluar. Fatra pun juga turut panik dan cemas, karena menunggu selama ini.

Akhirnya beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangannya, sontak Jonatan langsung melemparkan pertanyaan kepada sang dokter.

Gimana dok? Dengan tergesa Jonatan langsung memegang lengan baju sang dokter Fatra pun juga turut tergesa menghampiri dokter itu. Ekspresi mereka berdua sudah dipenuhi kepanikan, serta harapan cemas.

"Oprasinya berjalan lancar, ujar dokter.

Mendengar itu, seketika Jonatan dan Fatra terlihat bernapas sedikit lega.

"Namun kondisi pasien sekarang sedang koma, dan untuk saat ini pasien tidak boleh dijenguk dulu," Lanjut sang dokter.

Pernyataan itu membuat Jonatan lemas tak berdaya begitupun dengan Fatra.

Jonatan memukuli dirinya sendiri kesal, marah, menyesal semua menjadi satu dihatinya. Hal itu membuat Fatra khawatir.

"Jo... Sudah Jo sudah!! dengan memukuli diri nggak akan merubah apapun,l" ujar Fatra menasehati, khawatir kalau Jonatan yang kenapa-napa.

"Nggak ma, semua ini salah aku, aku nggak pantas diberi ampun ma, semuanya gara-gara aku," ujar Jonatan, hatinya benar-benar hancur, karena nya lah Anna jadi seperti ini.

"Sadar Jo sadar! Ini bukan salah kamu," teriak Fatra berusaha menyadarkan Jonatan yang tak henti-hentinya memukuli dirinya sendiri.

"Rendi! Dimana Rendi ma?" Tanya Jonatan tiba-tiba.

"Rendi? Pria yang nggak pakai baju itu? "

Iya ma dia, dimana dia sekarang? Titah Jonatan berapi-api.

"Dia sudah dibawa kekantor polisi," jawab Fatra. Mendengar itu sontak membuat Jonatan bergegas beranjak dari rumah sakit.

"Jo... Jo!" teriak Fatra yang tidak di indahkan oleh Jonatan.

Dikantor polisi...

"Rendi sedang di introgasi beberapa petugas, namun sampai sekarang dia tetap bungkam," jelas pak polisi dengan tanda nama iwan.

"Pak izinkan saya masuk ke ruang introgasi, saya adalah korban dari pria yang ada di dalam sana," ujar Jonatan.

Pak iwan mengizinkan Jonatan untuk masuk keruang introgasi polisi.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang