SUSTER DEWI?

52 5 0
                                    

Satu Minggu setelah kejadian pencobaan pembunuhan, selama itu Anna tak kunjung sadarkan diri dari komanya. Seperti biasa Jonatan lah yang dengan rajin merawat Anna. hingga tepat tengah hari, jari kelingking Anna perlahan bergerak hal itu menandakan Anna akan segera sadar.

"Na...Anna! dok! Suster! Jonatan berteriak memangil dokter.

Dokter pun datang.

"Tangan- Tangan istri saya bergerak dok," tutur Jonatan dengan senyum di wajahnya, ia menyadari bahwa Anna akan segera sadar.

Dokter pun segera menegecek mata Anna. Sedangkan Jonatan harap-harap cemas menunggu.

"Istri bapak akan segera sadar, selamat ya pak, istri bapak sudah berhasil melewati masa kritisnya," Kata dokter itu, dan benar saja disaat besamaan perlahan kelopak mata Anna bergerak, tentunya hal itu membuat Jonatan sangat bahagia sekaligus haru, penantian dan doa nya selama ini akhirnya terkabulkan.

"Na, ini aku," ujar Jonatan.

"M-mas." suara berat dan pelan keluar dari mulut Anna.

"Iya na, ini aku. Aku rindu suara kamu Na. Aku rindu pangilan mas kamu, makasih sudah bertahan na." tangis haru Jonatan pecah seketika. Ia lantas memeluk Anna dengan sangat erat.

"Pak, izinkan kami melakukan pemeriksaan," ujar dokter yang merawat Anna.

Timing kurang pas, dasar dokter...

Jonatan lantas melepas pelukanya, ia mengecup lembut kening Anna lalu keluar ruangan tersebut.

Sekitar 5 menit menunggu diluar, akhirnya dokter yang tengah memeriksa Anna keluar ruangan tersebut.

"Gimana kondisi istri saya dok."

"Kondisi Istri bapak perlahan membaik, jika tidak ada masalah serius dalam 2 hari kedepan, istri bapak diperboleh kan pulang." mendengar itu tentulah membuat Jonatan sangat bahagia.

"Oh ya satu hal lagi. SELAMAT PAK."

"Selamat? Maksudnya?" Tanya Jonatan.

๑๑๑๑

Dua hari kemudian...

Na kata dokter hari ini kamu boleh pulang, ujar Jonatan.

Iya mas aku sudah kangen banget sama rumah, balas Anna

"Kalau sama aku gimana, masa kangenya Ama rumah doang."

"Kamu kan sudah ada disini, ngapain harus kangen," ujar Anna.

"Na, Kamu benar nggak ingat apa yang terjadi?" Tanya Jonatan tiba-tiba.

"I-iya mas, aku nggak ingat sama sekali, yang aku ingat kita, masak bareng terus wajannya jatoh, mas yang ngasih kalung, dan setelah itu... Aku nggak tau kenapa aku bisa ada disini."

Kamu bohong na, ujar Jonatan.

Bener mas aku nggak bohong suer, yang ku ingat hanya itu, aneh, semua hal indah itu yang Anna ingat.

Mendengar itu Jonatan hanya tersenyum lalu mengecup kening Anna, setelah itu memeluknya dengan sagat erat. Air matanya kini mulai menetes, ia benar-benar menyesal sudah menorehkan luka dalam dihati wanita lemah seperti Anna.
Aku pecundang Na.

Huekk huekk.. "Na mual mas, Na mau muntah huekkk, toilet... Na mau ke toilet."

"Aku temenin Na," ujar Jonatan.

Tanpa lama-lama mereka pun beranjak dari kasur tempat Anna semula duduk, lalu bergegas menuju kamar mandi.

"Pak Jonatan. Ini resep yang harus ditebus," ujar suster di depan pintu kamar Anna.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang