Dirumah...
"Ehh?" Anna yang sedang menyapu halaman, tiba-tiba dibuat kaget saat seseorang melempar majalah yang jatuh tepat mengena-i kakinya, terlihat seperti majalah lama dan kucel. Iya mengambil dan meneliti perhalaman majalah itu, namun tak ada yang menarik.
"Ish... Siapa sih yang lempar ini, buang sampah sembarangan kerumah orang!" Celetuk Anna kesal, kepalanya menoleh kanan kiri memastikan siapa yang baru saja melemparkan majalah itu, namun tidak ada satu orang pun yang terlihat.
"Nagapain buang smapah dirumah orang," gumam gadis itu sambil meneliti kembali majalah tersebut sebelum ditaroh ke tempat sampah.
Saat ingin membuang benda itu, tiba-tiba sebuah foto jatuh dari majalah tersebut. Sontak Anna mengambil foto itu, saat itu juga hati Anna tiba-tiba terasa panas, ketika mendapati sosok wajah yang Ia kenal terpampang jelas di foto tersebut.
"Mas Jo? bukannya hari ini ada klien, apa kliennya kakak ini?" Batin Anna penasaran, sambil kembali meneliti foto itu.
"Apa mas Jo selingkuh?" Firasat gadis itu mulai tidak enak, hatinya tiba-tiba saja terasa panas melihat kedekatan Jonatan dengan seorang perempuan di foto tersebut, entah perasaan apa itu Anna pun tak memahaminya.
Karena tidak tenang, Anna pun masuk kerumah, sembari menyimpan foto itu, dan menunggu Jonatan pulang. Sesekali ia menyibukkan dirinya agar tidak memikirkan hal yang macam-macam, namun perasaan tidak enak selalu menghantuinya.
"Ishh... Kenapa aku jadi kayak gini, nggak enak banget," gumam Anna yang merasa hatinya mulai gundah.
Tak terasa hari sudah sore, Jonatan pulang lebih awal karena pekerjaanya telah selesai. Pria itu melepaskan jas, bermaksud ingin mandi.
"M-mas, gimana kerjaan hari ini, lancar?" Tanya Anna membuka percakapan, ia penasaran dengan apa yang terjadi di perusahaan.
"Tumben lu nanya soal kerjaan, nggak ada topik lain," dengan tatapan dinginnya pria itu pergi beranjak menuju kamar mandi tanpa menjawab jelas pertanyaan Anna.
"Aku kan cuman nanya, apa kamu harus sedingin itu," gumam Anna Sambil meneliti Jonatan yang berjalan ke arah kamar mandi.
Apa, kakak itu alasan mas Jonatan selalu dingin terhadapku? Pikir Anna.
Jas yang Jonatan taroh sembarangan diambil oleh Anna, bermaksud ingin mengantungnya dilemari. Tapi alangkah terkejutnya gadis itu, saat Ia mendapati ada bekas kecupan gincu dipunggung jas tersebut, tidak hanya itu, Anna semakin dibuat panas saat ia mendapati sebuah kalung di dalam saku jas Jonatan.
"Apa ini, mas Jonatan beneran selingkuh?"
Pikiran Anna semakin dipenuhi dengan prasangka buruk terhadap suaminya, dugaan Anna tentang Jonatan berselingkuh menjadi kuat saat menemukan bukti-bukti baru itu.
๑๑๑๑
"Sial airnya mati, ini pasti gara-gara dipakai Anna tadi pagi," titah Jonatan di dalam kamar mandi, Ia mengusap wajahnya yang masih berair.
"Na! Anna! isi token. Air disini mati," teriak Jonatan, namun tak sepatah kata pun terdengar balasan dari Anna.
"Naaa, Annaa!
"Sial, kemana sih dia," gumam Jonatan.
karena tidak ada sahutan dari Anna. Akhirnya Jonatan terpaksa keluar dengan hanya memakai handuk, menutupi bagian bawah perutnya.
"Na... Lu Bolot atau apa-" Kata Jonatan seketika terhenti saat melihat Anna sedang memegang jas miliknya, tanpa pikir panjang Jonatan langsung merebut jas itu dan mengecek kalung yang ternyata masih ditempatnya.
Mendapat perlakuan Jonatan, seketika membuat gadis itu tersentak kaget bukan hanya sekedar kaget, matanya juga nampak saat tanpa sengaja menscen tubuh Jonatan yang masih ada bulir-bulir air.
"Hwaaaaa... N-nagapin mas nggak pakai baju." Gadis lugu itu lantas menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya
"Jangan banyak bacot, ngapain Lo hah? sudah gue bilang Jangan sentuh barang-barang gue," Bentak Jonatan saat melihat Anna memegang jas miliknya.
"Tt-tapi aku cuma mau meletakan nya kelemari!"seru Anna terbata bata, wajahnya masih saja ia tutup namun sepertinya ia terlihat mengintip disela jarinya.
Syukurlah sepertinya dia belum liat.
"Gua udah bilang jangan sentuh barang-barang gua, Lo paham nggak sih." bentak Jonatan sambil meletakkan jasnya ke dalam lemari. Sembari membenarkan handuk putih yang melekat di pinggangnya.
Saat hendak menutup lemari, kain putih kasar yang menutupi bagian bawah tubuh Jonatan, tiba-tiba melorot, hingga terekspose-lah pemandangan indah menyejukan mata yang tidak pernah ia tampakkan pada orang lain.
"Aaaaaaaaa," teriak Anna terdengar menggila, secepat kilat gadis itu sudah menghilang dari pandangan Jonatan.
Bukannya malu, Jonatan malah tersenyum melihat tingkah Anna. Pria itu sepertinya sudah mulai jatuh cinta dengan Anna. Tingkah Anna yang lugu dan polos sepertinya berhasil menciptakan dunia baru di hatinya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Eternal Love
RomanceTepat dihari ulang tahunya yang ke 17 tahun, Anna dihadapkan pada satu keadaan yang membuat hidupnya terjungkir balik. Statusnya yang semula seorang pelajar, berubah menjadi seorang istri kontrak tuan muda konglomerat keturunan keluarga Gebara. Bera...