TITIK TERANG II

49 5 0
                                    

Brakkk...

Pintu kamar langsung terlepas setelah kaki Jonatan menendangnya dengan keras. Rupaya percakapan Feronika terdengar olehnya, saat itu wajah Jonatan panas membara, tanpa ragu, ia langsung mencekik leher Feronika.

"Apa maksud kamu, apa yang kamu lakukan?" titahnya dengan mata yang berapi api.

"Jj-j-jo- le-pas."

Dengan murka, Jonatan membanting tubuh Feronika hingga membuat nya terpental ke kasur.

Feronika memegangi lehernya, ia terbatuk batuk, karena hampir kehabisan napas. 

"Cepat katakan, apa yang kamu lakukan pada Anna!" Pria itu mencengkram rahang Feronika bagaikan iblis.

Bukannya menjawab Feronika malah tertawa puas. Hal itu tentulah membuat Jonatan semakin tersulut amarah.

"Cepat katakan dimana Anna. Apa yang kamu lakukan padanya ha!!" Emosi Jonatan meluap-luap, bagaikan gunung yang siap meletuskan makma.

"Masih sudi kamu mencari Anna? Padahal ibunya sudah membunuh ibu kamu, Anna itu anak pembunuh."

Mendengar itu membuat Jonatan membulatkan mata, tangannya kembali mecekik leher Feronika dengan keras. "Jangan sebut Anna dengan mulut kotor kamu! CEPAT KATAKAN DIMANA ISTRIKU!!"

Feonika memberontak, hingga berhasil lepas dari cengkraman Jonatan. "Percuma Jo, mungkin sekarang Anna sudah mati."

"APA!!" Tubuh Jonatan terperanjat, tangannya mengepal dengan keras seolah sudah siap untuk menghancurkan wajah Feronika.

"Kenapa Jo, kamu mau nampar aku? Tampar Jo tamparrrr!! Buat aku mati sekalian!!! Kamu kira dengan menampar aku membuat Anna kembali hah!"

Hahahaaa...

"Nggak Jo, nggakkk! Anna sudah terlanjur sakit hati. Dengan membunuh aku sekalipun, kamu nggak akan merubah apapun," titah Feronika menggila.

Seketika kepalan tangan Jonatan terbuka. mendengar kata Feronika membuat tubuhnya lemas, rasa cemas, marah, panik, bercampur aduk menjadi satu.

"Kenapa Jo, takut?" lanjut Feronika melawan.

Jonatan membidik tajam kearah Feronika lalu beranjak pergi meninggalkan Feronika tanpa sepatah kata.

Ia masuk ke dalam mobilnya lalu melaju dengan sangat kencang membelah jalanan.

Tengg.. nongg...tengg nongg... Teng nong teng nong...

Dengan panik Jonatan terus menerus menekan bel rumah Fatra tanpa henti, sampai sosok pemilik rumah membuka kan pintu.

"Kenapa Jo-" Belum sempat Fatra menyelesaikan katanya, Jonatan langsung menerobos masuk ke dalam bermaksud mencari istrinya.

"Anna... Annaaa!" Suara Jonatan pecah di setiap ruangan rumah tersebut, bahkan membuat pak Agus si satpam rumah ikut panik atas kehadiran Jonatan.

"Jo, kenapa, Joo!! teriak Fatra turut panik melihat tingkah Jonatan tidak terkendali.

Ma, dimana Anna ma? tanya Jonatan panik emosinya bercampur aduk tak terkontrol.

"Loh... bukanya Anna sama kamu, tadi kamu kan yang nelpon Anna."

Mata Jonatan terbelalak, seketika ia yakin Anna berada dalam bahaya.

"Aggrhh... Nggak ma, ponsel aku kemaren hilang." Jonatan mulai cemas, ia takut kalau hal buruk terjadi pada istrinya.

"Terus siapa yang nelpon Anna tadi pagi?" Fatra nampak binggung, Firasatnya menjadi tidak enak, seakan sebuah isyarat bahwa ada hal aneh yang sedang terjadi pada Anna.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang