2 jam setelah hilang
"Ya, bersenag senanglah mas, jangan pedulikan hal lain! Tapi... Sekarang aku harus kemana?" Anna bermonolog.
Kakinya melangkah ragu. Dalam otaknya penuh kebingungan. Kabur kerumah ibunya tidaklah mungkin, karena Jonatan sudah pasti mencarinya kesana, lari kerumahnya yang di desa juga tidak mungkin, karena ongkos yang bawa hanyalah tiga lembar uang dua ribuan. Anna nampak frustasi, sepertinya ia mulai menyesali telah kabur dari rumah Jonatan tanpa rencana.
Belum lagi hilang beban yang ada di pikirannya, sialnya ekor mata Anna dikejutkan dengan sosok orang mencurigakan sedari tadi diam-diam mengikutinya dari belakang, Anna tidak tau persis siapa sosok itu, karena wajahnya tertutup masker juga topi hitam, namun satu yang pasti sosok itu mengenakan jaket jeans dengan kaos hitam serta celana jeans yang robek dibagian lutut.
Sadar sedang di ikuti, membuat Anna mempercepat langkahnya sesekali kembali meneliti sosok aneh tersebut.
Seolah menyadari langkah Anna yang mulai cepat, sosok itu nampak turut mempercepat langkahnya, hal itu membuat Anna menjadi takut, hingga sebuah teriakan berhasil membuat sosok itu bersimpang kearah gang.
"Anna!" Seorang perempuan muda baru saja memangilnya dari seberang jalan.
Dengan lekas Anna menoleh ke arah sumber suara, lalu bergegas menyebrang menghampiri sang pemilik suara.
"Habis dari mana? Jalan kaki sendirian di kawasan ini bahaya loh, apalagi jalan di seberang sana, banyak preman!" ujar Lula, membuka percakapan setelah Anna berada tepat di depannya.
Masih dalam keadaan panik, Anna berusaha mengontrol napasnya, kemudian mulai membuka kedua bibirnya. "Pantes, dari tadi ada yang ngikutin, untung kamu panggil tadi." Sekarang ia sadar sosok yang sedari tadi mengikutinya adalah preman.
"Tuh kan?! kamu nggak papa kan?" Lula meneliti Anna dengan khawatir.
Anna mengangguk, seraya menenagkan diri.
"Nagapain jalan sana, tumben kamu jalan kaki Na, biasanya ada yang antar?" tanya lula kebingungan.
Mendengar pertanyaan Lula membuat Anna meneguk paksa air ludahnya, ia kemudian berkata dengan pelan "aku kabur dari rumah."
"What? Kabur gimana? Kenapa?" Lula terperanjat, sejenak ia tidak percaya seorang Anna kabur-kaburan dari rumah, meskipun ibunya selalu jahat padanya, Anna bukanlah tipe orang yang mudah kabur, setahu Lula itulah Anna yang ia kenal.
Melihat reaksi Lula yang begitu kaget membuat Anna merapatkan kedua bibirnya, memberi isyarat agar Lula tidak bicara terlalu keras.
Gimana ceritanya?" tanya Lula lagi dengan berbisik.
"Ceritanya panjang, untuk saat ini izinkan aku nginap dirumah kamu," pinta Anna dengan kedua tangannya yang menyatu tanda permohonan.
Lula membalasnya dengan anggukan, ekspresi wajahnya masih terlihat sama, penuh kebingungan.
๑๑๑๑
Kamar serba biru dengan banyak sekali boneka Doraemon terpampang jelas di hadapan Anna, bahkan selimut, bantal, guling sampai karpet pun bergambar Doraemon.
Waw... Dari dulu sampai sekarang kamu masih suka Doraemon?" tanya Anna begitu kagum dengan keindahan kamar Lula yang besar dan dipenuhi boneka kesukaannya.
Lula tersenyum "Iya na, bahkan boneka doraemon yang kamu kasih waktu kita SMP masih ada tuh di dalam lemari."
Anna meneliti lemari boneka yang dulu kosong, sekarang sudah penuh 3 lemari.
"Gimana ceritanya kamu kabur, apa si Nini lampir Fatra itu, usir kamu dari sana?" Tanya Lula setelah ia mempersilahkan Anna duduk diatas kasur tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Eternal Love
RomanceTepat dihari ulang tahunya yang ke 17 tahun, Anna dihadapkan pada satu keadaan yang membuat hidupnya terjungkir balik. Statusnya yang semula seorang pelajar, berubah menjadi seorang istri kontrak tuan muda konglomerat keturunan keluarga Gebara. Bera...