Gemuruh petir beradu dengan air hujan yang menguyur tubuh Anna, dengan tertatih gadis itu bertelanjang kaki meniti jalanan yang berair, disela langkahnya terdengar dengan samar keluhuhan pilu, sebelum hujan deras meredam suaranya.
Teng nong. Anna membunyikan bel setelah sampai di depan gerbang rumah Fatra, lantas tidak lama kemudian keluar wanita paruh baya dengan payung merah, yang menjaga tubuhnya tetap kering.
"Na kamu kenapa basah-basahan? Ada apa?"
Anna menangis. "Ibu..." hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Anna sebelum ia mendekap Fatra dengan erat.
"Sudah, masuk dulu." Fatra membawa Anna ke dalam rumah dan mendudukannya di sofa ruang tamu.
"Sebentar ibu ambilin selimut sama paiakan kering," ujar Fatra tergesa. Wanita paruh baya itu, beranjak dari kamar membawakan selimut dan segelas air hangat untuk Anna.
Tingkah Fatra begitu hangat kepada Anna, hal itu bukan tanpa sebab, semua karena sewaktu sakit Fatra selalu bermimpi dan dihantu'i rasa bersalah, karena selama ini dia sudah memperlakukan Anna dengan buruk, bahkan tega membunuh satu-satunya orang yang Anna sayang juga memfitahnya dengan keji.
"I-ibu, maafin Anna Bu, maafin Anna, na mau tinggal sementara sama ibu," ucap Anna terisak, setelah Fatra menegerkan selimut ke bahunya.
Fatra pun memeluk Anna, entah apa yang terjadi sama Anna. Namun Pelukan Fatra berhasil menenangkanya.
"Sudah nggak papa kamu boleh tinggal di sini temenin ibu, ibu juga minta maaf karena sudah jahat sama kamu, ibu menyesal." Fatra nampak berlinang, karena sadar berkat ke egoisanya, membuat Anna terjerumus ke situasi yang tidak di kehendaki.
Keesokan harinya...
Dreett... Pagi-pagi sekali ponsel Anna tiba-tiba bergetar. Anna yang masih lemas terbaring ditempat tidurnya, seketika dibuat kaget karena getaran itu. Lantas ia meraih ponsel yang ada disamping nya lalu membaca pesan masuk yang ia terima.
Mas JO🌏
OnlineMaaf Na, aku nggak bermaksud usir kamu, Maaf Na,
05.30✔️✔️Kamu benar Na, ini semua ulah Feronika, maafin aku na
05.31✔️✔️Na, temuin aku disini.
Lokasi...
05.31✔️✔️Anna yang sudah terlanjur sakit hati, sama sekali tak menghiraukan pesan dari Jonatan, sudah banyak baginya air mata yang terkuras dan kini Anna merasa jera, ia sudah bertekad tidak akan bertemu dengan Jonatan lagi.
Anna meletakan ponselnya lalu beranjak menuju kamar mandi.
Namun sebelum itu ia kembali meneliti layar hp nya seraya berguamam, "Apa mas Jonatan serius, apa aku kasih kesempatan sekali lagi buat mas Jonatan."
Rasa bimbang tiba-tiba muncul di hati Anna. Mau bagaimanapun Jonatan tetaplah suaminya, orang yang masih ia cinta walaupun sudah dengan tega menghianatinya.
Anna menghela napas berat. "Kalau mas Jonatan benar-benar tulus, ia pasti datang mencari ku."
Secara bersamaan gadis itu merasa mual, ia dengan lekas menuju kamar mandi.
Hwekk...
Akhir-akhir ini Anna sering sekali merasakan mual, tapi saat dimuntahkan, isi perutnya sama sekali tidak ada yang keluar.
Tak lama kemudian, setelah mual mulai mereda, degan lemas Anna keluar dari kamar mandinya lalu beranjak menuju dapur.
"Na, sudah bangun!" ujar Fatra yang sedang memasak makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Eternal Love
RomanceTepat dihari ulang tahunya yang ke 17 tahun, Anna dihadapkan pada satu keadaan yang membuat hidupnya terjungkir balik. Statusnya yang semula seorang pelajar, berubah menjadi seorang istri kontrak tuan muda konglomerat keturunan keluarga Gebara. Bera...