MALAM YANG PANAS

95 8 0
                                    

"Terima kasih atas kerjasamanya." Jonatan berjabat tangan dengan para klienya seusai meeting.

"Presentasi kamu hari ini bagus jo, semua klien puas dengan hasil kerja kamu," ucap pria paruh baya yang perawakan nya mirip seperti jonatan.

Dreettt ponsel Jonatan bergetar
Pesan masuk Feronika mengirimkan video dan lokasi.

"Apa apaan ini? dasar tidak tau malu, berani beraninya wanita gila ini masih mengubungi ku," titah Jonatan dalam hati. Saat mendapati pesan masuk yang ternyata dari Feronika.

Jonatan menekan profil Feronika, bermaksud ingin memblokir nomernya, namun mata Jonatan malah terfokus pada pesan video yang dikirimkan Feronika. Berkat sedikit rasa penasaran Jonatan memutar video berdurasi 5 detik tersebut. Saat itu juga, bola mata Jonatan terbelak sempurna, saat melihat isi video itu, dan tanpa ba bi bu, Jonatan bergegas menuju lokasi yang dikirimkan Feronika.

๑๑๑๑

"Dasar brengsek, apa Anna selingkuh? Nggak-nggak mungkin, kalaupun benar, pasti bocah itu yang duluan menggoda istriku. SIAL" Pikiran Jonatan tak karuan diperjalanan menuju kafe mulutnya terus mencetuskan kata-kata makian.

Lampu merah...

"Ahhh sial, brengsek," Cetus Jonatan kesal saat harus menunggu lampu lalu lintas berubah merah. Rasa tak tenang bergentayangan dihatinya, pikiran dan prasangka buruk berdatangan serta gerutu kalimat makian terus keluar dari mulutnya.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya lampu berganti warna dan dengan membabi buta Jonatan kembali melajukan mobilnya membelah jalanan.

Sesampainya di kafe, benar saja Jonatan melihat Anna sedang bersama dengan seorang pria, nampak pula pria itu memegang tangan Anna, tentulah Jonatan langsung tersulut emosi dibuatnya. Dengan tergesa Jonatan memasuki kafe itu dan mencengkram kerah baju Rendi. Tanpa pikir panjang Jonatan langsung menghajar Rendi tanpa ampun.

Bukk... Tamparan Jonatan mendarat tepat di wajah Rendi, membuat Anna tersentak kaget.

"Berani beraninya Lo godain istri gue hah" Bukk... tamparan susulan Kembali mendarat diwajah Rendi,

"Mas- kenapa ini." Anna yang kaget spontan berusaha melerai perkelahian mereka berdua, wajah panik bercampur binggung bercampur menjadi satu diwajah Anna, sungguh sebuah ekspresi yang sangat sulit untuk diartikan.

"Brengsek, Apa-apan ini siapa loh hah?" Titah Rendi berbalik mencengkram baju Jonatan. tentulah ia tak tinggal diam, Rendi berbalik membalas hal serupa hingga membuat tepi bibir Jonatan mengeluarkan cairan merah.

Perkelahian tak terhindarkan terjadi di kafe itu, suasana yang semula hening berubah mencekam dalam sekejap mata.

"Sudah, sudah!!, ada apa dengan kalian!" teriak Anna saat melihat suaminya menghajar Rendi tanpa ampun.

"Bangun Rend. Nggak papa?" Anna membantu Rendi berdiri. Wajah Rendi babak belur akibat tamparan Jonatan.

"Kenapa kamu mas, apa yang salah," titah Anna kembali.

"Ck jadi kamu lebih membela bocah brengsek ini dari pada suami kamu sendiri na."

"Maksud mas apa."

"Brengsek sialan ini pantas untuk mati na," titah Jonatan kembali meraih kerah baju rendi dan menghajarnya.

"Sudah mas, cukuppp!" teriak Anna lantang berhasil membuat suasana menjadi hening.

"Cukup mas, kenapa kamu seperti ini," ujar Anna dengan air mata yang tumpah ruah membanjiri wajahnya.

"CK..Ck..ck.. pada saat bersamaan suara decakan familiar memperkeruh suasana. "Anna si tukang selingkuh, dengan air mata, kamu berusaha menutupi semua perilaku busuk mu HEBAT..."

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang