SEKAMAR BERDUA

128 9 0
                                    

"Heh anak tidak tau terima kasih! Ini semua demi keluarga, kamu jangan egois, dari kecil sampai sekarang, ibu yang rawat kamu, ini kah balasan kamu hah," Fatra mencengkram dagu Anna sorot matanya membulat merah membuat Anna takut.

"T-tapi-"

"Ingat ini, kalau sampai kamu cerai sama Jonatan, jangan pernah injakkan kaki dirumah ibu PAHAM," cela Fatra memutus kata Anna, lalu melepaskan cengkramanya dengan kasar. Wanita setengah baya itu membanting pintu dengan keras, meninggalkan Anna yang terduduk lemas sendirian diluar.

Sakittt... Sakit... Anna menarik napas berat sambil memukul-mukul kuat dadanya, berusaha mengeluarkan rasa sesak yang menggumpal, tersasa sangat menyiksa bahkan hampir membuatnya pingsan.

Dirumah Jonatan...

Sepulang dari rumah ibunya, Anna termenung di bawah kolong lemari washtafel memikirkan kata-kata ibunya, batin gadis itu gundah gulana, jika memilih egonya maka nama baik keluarga lah yang jadi taruhan. Tapi masa mudanya juga penting.

Setelah lama berpikir penuh pertimbangan, akhirnya Anna memutuskan berlapang dada, kehormatan keluarga lebih penting dari pada masa depannya, walaupun berat tapi pilihan terbaik adalah menyerah dan berusaha berbakti pada Jonatan yang kini sudah menjadi suaminya.

Nampak air mata Anna kembali mengalir membasahi wajah lugunya, Ia tidak menyangka akan terjebak di situasi seperti ini.

"Heh ngapain Lo dibawah sana?" Suara serak yang tidak asing ditelinga, lantas membuat kepala Anna menyundul lemari washtafel karena kaget.

"E-eh sudah datang." Anna bergegas beranjak dari bawah kolong sambil meyeka air matanya agar tidak ketahuan sedang menangis.

"Ngapain Lo disana, nyari apa Lo?"

"N-nggak ko, aku... tadi cuman... Cuman. Nonton tutorial, ya, tutorial," jawab Anna terkekeh ngasal, matanya meneliti kesana kemari memikirkan jawaban, sembari menahan sakit dikepalanya.

"Tutorial?" Mengkerut kening Jonatan, raut wajahnya tampak keheranan.

"Nonton dimana? dibawah kolong? Ck Mahluk aneh."

"Ya... Terserah! Mau nonton dimana juga." Anna memanyunkan bibirnya layaknya bocah yang sedang kesal.

"Nonton dimana? Hp? laptop? Mana nggak ada!" Mata Jonatan meneliti kesana kemari.

Anna menjadi binggung, karena memang benar tidak ada hp atau pun sejenisnya buat dijadikan alasan.

"Gini nih-" tanpa diminta Anna langsung memposisikan diri, dan melakuakan hal aneh agar Jonatan tidak curiga terhadapnya.

"Selamat datang suamiku!" Gadis itu meletakan kedua telapak tangannya ke pipi lalu mengerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Kenapa nih bini gua? Kok tolol gini, benaknya, sambil tersenyum masam.

Melihat tingkah Anna yang aneh, sontak membuat bulu Jonatan merinding sebadan.

"Lu sehat?" Dengan keras Jonatan menempelkan punggung tangan nya ke jidat Anna.

"Kesambet apa Lo hah, CK manusia aneh. Nggak jelas banget, aku nggak mau ya rawat orang gila dirumah ini," ujar Jonatan dengan raut panik lalu mengusap bulu lengannya yang berdiri.

"Hehe" Anna tersenyum kuda dan menggaruk kepalanya mengunakan jari telunjuk.

Senyuman Anna membuat Jonatan semakin takut. Namun ada sedikit senyum sangat tipis tercipta diwajah laki-laki menyebalkan itu, entah isyarat apa itu, yang tau hanyalah dia.

"Hehh, Lo cukup jadi istri yang benar, Jangan macam-macam, apa lagi lakuin hal yang nggak penting kayak gini! Gaje Lo!" Titah Jonatan, lalu bergegas meninggalkan Anna, sambil mengangkat bahunya yang bergidik kengerian.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang