TEMAN LAMA

106 8 0
                                    

Cklak... Gagang pintu kamar mandi itu diputar dan Pintu pun terbuka.

Pria itu membatu ketika melihat seseorang di kamar mandinya, kedua bola matanya menangkap sesosok wanita berkulit mulus yang tertegun tanpa busan.

"Aaaaaaaaa..." Pekikan nyaring keluar dari mulut Anna. Dia terkejut setengah mati saat mendapati Jonatan  membuka pintu kamar mandi yang tengah ia pakai.

Byuurrrr...

Gadis berbody bagus itu dengan refleks menyiram wajah Jonatan dengan segayung air.

Sontak Jonatan langsung tersadar dari tegunanya, nyawa yang semula seperti fazel seketika rampung saat merasakan dingin nya air yang mendarat diwajahnya. Matanya terbelalak sempurna, nampak jakun nya bergerak dari atas ke bawah, saat mendapati sesosok tubuh montok Anna yang terekspose tanpa penutup apa pun. Sungguh pemandangan yang berbeda baru saja mendarat dipelupuk mata Jonatan.

"Annaaaaa!!"
"Aaaaaaaa..."

Suara kedua insan itu beradu bagaikan paduan suara. Gayung yang Anna pegang langsung melayang dan mendarat tepat di dahi Jonatan.

"Masss! Kenapa pintunya dibuka!"

Sssttt... ringisan kesakitan terdengar mendesir dari mulut Jonatan, hantaman gayung yang baru saja di lempar Anna berhasil menciptakan bercak merah di dahinya.

Dengan tergesa Anna meraih handuk putih yang tergantung di dinding kamar mandi tersebut, lalu mengunakannya untuk menutupi tubuhnya.

"M-maaf––Mas-" tutur Anna dengan suara bergetar dan samar karena beradu dengan air shower. Wajahnya menunduk ketakutan.

Jonatan belum membalas, ia malah mendekat perlahan ketubuh Anna "Kenapa lo pakai kamar mandi gue hahh?"

Tanpa sadar tubuh Jonatan sudah sangat dekat, bahkan otot dadanya yang basah, hampir menyentuh bahu Anna. Di bawah shower yang masih menyala, nampak jelas wajah Jonatan memerah panas, bahkan air shower yang sudah membasahi sekujur tubuhnya pun, tak mampu meredakan panas itu.

"Ma-maaf mas. K-kamar mandi di bawah airnya mati," jawab Anna terbata bata, Iya berusaha melepaskan diri dari situasi mencekam itu, namun Jonatan menarik kedua tangannya dan menempelkan nya ke dinding, sekarang Anna tak bisa berkutik.

Jonatan menatap wajah Anna dengan tatapan tajam seperti menginginkan sesuatu. "Kalau sudah begini, Jangan salahkan gue kalau terjadi apa-apa sama lo."

Bersamaan kalimat itu keluar dari mulut Jonatan, tiba-tiba Anna merasakan seperti ada sesuatu yang menyembul menyentuh pahanya.

Menyadari sesuatu itu adalah tongakat misteri milik Jonatan yang sudah berdiri kokoh, Sontak membuat Anna berontak hebat. Dia menendang keras bagian tubuh itu dengan lututnya, secara bersamaan mulut Jonatan menganga, badanya mematung dan matanya berkaca-kaca menahan sakitnya tendangan yang tepat mengenai dua telur tak kunjung menetas. Lutut pria 24 tahun itu perlahan lemas, lalu terduduk kaku dilantai. Kesempatan itu digunakan Anna untuk segera kabur dari sana.

"ANNAAAAA!!" Pekikan berat nan panjang berhasil mengusir burung burung yang ada disekitar halaman rumah.

๑๑๑๑

Suasana menjadi sangat kikuk, Anna menyembunyikan wajah di balik rambut panjangnya, sama sekali ia tidak berani menatap waja Jonatan bahkan ia berdiri di depan kompor yang jaraknya sekitar 3 meter dari meja makan.

"Ambilkan selai," pinta Jonatan singkat, membuat Anna terkejut.

Terkejut Anna. Dengan cepat ia meletakkan toples selai di meja makan lalu kembali ketempatnya semula berdiri.

Keep Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang