Diruamah sakit...
Wajah Anna nampak panik, berualang kali matanya meneteskan cairan bening, karena suaminya yang tak kunjung sadarkan diri dari pingsanya.
"Maaf in Anna mas, ini semua salah Anna, seharusnya Anna cerita dan terus terang, bukan kabur dari rumah, maaf in Anna mas, tuturngadis itu lirih kepalanya terus bersujud disamping ranjang Jonatan.
"Ini bukan salah kamu." Suara pelan dan berat menembus gendang telinga Anna. Suara berat itu, lantas membuat Anna mengangkat kepala dan langsung memeluk erat suaminya. Jonatan tersenyum melihat Anna yang ada di dekatnya.
"Mas! Mas sudah sadar... maaf in Anna mas, maaf in Anna, Anna salah." Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya, tak kuasa menahan deraian air mata penyesalan."
Jonatan menarik Nafas dalam dan menyuruh Anna berbaring disampingnya.
"Jangan tingalin aku lagi Na," ucap Jonatan berbisik ditelinga Anna yang tengah berada di ranjang rawat suaminya. Anna menggagukan kepalanya mengiyakan, Jonatan semakin mendekap Anna lebih erat.
๑๑๑๑
Ke esokan harinya Anna sama sekali tak ingin pergi meninggalkan Jonatan, namun situasi membuatnya harus beranjak dari sana.
"Mas, na keluar sebentar," ujar Anna.
"Kemana Na, disini aja Na, jangan tinggalin aku."
"Ke toko mas beli buah. Jangan ikut mas, ntar makin sakit."
"Na... Jangan lama-lama! janji jangan lama-lama," renggek Jonatan dengan muka memelas.
"Suamiku yang tampan, Anna janji nggak akan lama kok, dah ah mas ntar tokonya keburu tutup." Goda Anna sedikit bernada.
"Mana janjinya!"
"Iya... Iya!" Anna mengacungkan kelingkingnya, kalau tak segera dituruti bisa-bisa Anna akan tetap berada disana seharian.
"Bukan janji itu, Muachh." Tanpa aba-aba Jonatan mengecup mesra bibir Anna yang kenyal dan manis bagaikan permen yupi.
"M-mas!" ujar Anna kikuk, pipinya mendadak merona, debaran mulai memburu hatinya.
Belum hilang bekas rasa kecupan Jonatan dibibirnya, Jonatan kembali mengecup kening Anna, pria itu seolah tak mau berpisah sedetik pun dari istrinya.
"Ihh, udah ih mas!" Anna terkekeh dan langsung beranjak meninggalkan Jonatan. Sedangkan Jonatan tersenyum manis melihat tingkah Anna.
๑๑๑๑
"Totalnya 100 ribu kak!" Ujar kasir sambil menyerahkan kantong berisi buah yang dipesan Anna.Sehabis beli buah, di tengah perjalanan kembali ke rumah sakit, Anna tak sengaja berpapasan dengan seseorang, sepertinya teman satu kelasnya Anna waktu SMA.
Tinn...! Suara kalokson mobil merah tanpa atap.
"Anna, kamu Anna kan?" seru seorang cowok menghentikan mobilnya nampak sosok berperawakan bagus dengan pahatan wajah yang sempurna, sosok itu menatap Anna dengan sangat berbeda.
"Iya aku Anna, kamu siapa?" Tanya Anna menghentikan langkahnya lalu meneliti sosok yang memanggil namanya.
"Aku Rendi! teman kamu dulu, wah parah si kalau kau nggak ingat aku."
"Rendi? O-ooo Rendi si cungkring! A-apa kabar rend, sehat! M-maaf nggak ngenalin kamu, soalnya dulu kamu cungkring, makanya aku nggak kenal," ujar Anna kikuk tak percaya dengan sosok yang dulunya cungkring dan jangkung bak tiang listrik, menjelma menjadi seorang yang berperawakan atletis.
"Yee itu dulu kali, habis dari mana nih banyak bener bawaan?" Tanya Rendi penuh semangat, pria itu memang sedari lama menaruh kagum pada Anna.
"Ini, habis dari toko! beli buah untuk mas- Untuk ibu aku, dia sedang sakit." Anna berdalih karena teringat suaminya yang tidak ingin orang lain tau kalau dia sudah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Eternal Love
RomanceTepat dihari ulang tahunya yang ke 17 tahun, Anna dihadapkan pada satu keadaan yang membuat hidupnya terjungkir balik. Statusnya yang semula seorang pelajar, berubah menjadi seorang istri kontrak tuan muda konglomerat keturunan keluarga Gebara. Bera...