Albert cuma mendesah pelan mendengar perdebatan mengenai cewek lagi.
Keenan menoleh ke kanan dan ke kiri seolah takut ada Cindy di sana dan mendengar semuanya. "Din, gue nggak bisa sama Cindy. Gue udah putusin buat milih lo sama Albert. Itu keputusan yang gue ambil. Jadi please, kita lupain juga soal Cindy. Cindy juga udah bisa terima semuanya, kok. Sekarang kita bisa kembali kayak biasanya lagi. Anggep aja semua masalah yang kemarin itu nggak pernah ada. Oke?" pinta Keenan.
Karena itu keinginan Keenan dan
Keenan juga sudah memutuskan, Dino cuma bisa mengangguk setuju. "Oke."Keenan tersenyum senang dan merangkul Dino. "Bagus. Jadi satu masalah udah terselesaikan. Sekarang tinggal ada satu masalah lagi," ujarnya sambil melirik Albert.
Dino juga ikut melihat Albert yang masih melengos.
"Ya ampun, udah kali marahnya, Bert," ujar Keenan heran. "Sekarang Dino udah ada di sini, jadi mendingan kalian cepetan baikan, gih. Nggak baik marahan lama - lama."
Albert tidak peduli dan tetap tidak mau melihat Dino.
Dino pun menyadari kalau Albert benar - benar marah dan kecewa padanya. "Gue minta maaf udah bikin lo kecewa, Bert. Maafin gue, ya?"
"..."
Keenan melihat kecanggungan kedua sahabatnya dan membuatnya tidak sabar supaya mereka cepetan baikan. "Kalian berdua udah kayak pasangan suami - istri yang lagi berantem, tahu nggak? Bert, lo maafin Dino, dong. Dia kan udah minta maaf."
"..."
Keenan tidak tahan lagi lalu merangkul Albert dan Dino serta dengan sengaja mendekat - dekatkan tubuh mereka. "Cepetan baikan. Lama banget?"
Albert yang tubuhnya didekat - dekatkan dengan Dino terus mengajukan protes, tapi Keenan tidak peduli dan tetap mendekatkan mereka.
Dino pun juga akhirnya memeluk Albert dan memitingnya di ketiaknya karena gemas dan sudah kangen sekali sama sahabatnya yang satu itu.
"Woi, woi! Lepasin gue!" Albert teriak - teriak. "Kita masih berantem, ya. Gue belum maafin lo. Oi, lepasin gue!"
Dino sepertinya tahu kalau sebenarnya Albert sudah memaafkannya. Dia terus memiting Albert di bulu ketiaknya dan membuatnya terus teriak - teriak.
"Eh, Dino Saurus ketek lo bau!"
Keenan yang melihat kedua sahabatnya sudah akrab lagi, jelas senang. Dia bahkan tertawa karena akhirnya bisa melihat tingkah konyol mereka lagi.
🍁🍁🍁
Bi Pur menyiapkan sarapan di meja makan. Hari ini dia sengaja memasak makanan kesukaan Keenan plus yang tidak boleh lupa adalah segelas susu hangat seperti biasanya. Setelah selesai menyiapkan sarapan, bi Pur menengok jam dinding. Sudah waktunya Keenan turun untuk sarapan dan segera berangkat ke sekolah. Tapi Keenan belum turun juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan (Completed)
Teen Fiction(Biasakan FOLLOW dulu sebelum membaca) Ini tentang Keenan dan semua rasa sakitnya. Ada banyak kesedihan yang tersimpan di balik sebuah senyuman. "Jangan menyimpan rasa sakit itu sendirian. Berbagilah rasa sakitmu denganku."