13. Diskors

396 32 0
                                        

"Tadi pas aku ke perpustakaan, aku lihat Keenan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadi pas aku ke perpustakaan, aku lihat Keenan di sana. Dia ngapain ada di perpustakaan di jam pelajaran? Tadi kan pas pelajaran Sejarah nya bu Salsha. Emang nggak apa - apa?"

Albert juga baru tahu tempat yang dituju Keenan adalah perpustakaan di jam skors nya.

"Bert, jawab, dong. Ada apa sebenernya?"

"Keenan diskors sama bu Salsha."

Cindy membelalak kaget. "Apa? Keenan diskors? Kok bisa, sih?"

"Iya. Jadi kemaren pas waktu ngumpulin makalah Sejarah, si Keenan nggak ngumpulin makalahnya. Makanya bu Salsha marah dan dia diskors nggak boleh ngikutin pelajaran Sejarah tiga kali. Plus hukuman bikin makalah 100 halaman."

"Apa???" Cindy semakin kaget dan tidak percaya. "Keenan nggak ngumpulin tugas? Tapi itu nggak mungkin, Bert. Aku tahu Keenan bukan tipe orang kayak gitu."

"Iya, gue juga sama. Tapi emang itu kenyataannya. Gue juga bingung, Keenan tuh nggak biasanya kayak gini. Pasti ada yang disembunyiin sama dia dan gue nggak tahu apa."

Cindy diam---berpikir.

"Masih ada pertanyaan lagi nggak, nih?" tanya Albert malas.

"Hah? Oh, enggak kok. Makasih ya, udah kasih tahu."

"Hm," jawab Albert jutek lalu pergi.

Seperginya Albert, Cindy berjalan pelan sambil melamun memikirkan Keenan.

Keenan sampai diskors gara - gara nggak ngumpulin tugas? Kenapa dia nggak ngumpulin tugas? Apa dia lagi banyak pikiran? Apa gara - gara aku waktu itu? Tapi kayaknya enggak, deh. Aku tahu Keenan bukan tipe orang yang mengabaikan pelajaran sekolah cuma karena masalah pribadi. Terus sebenernya dia kenapa?

Memikirkan semua itu membuat Cindy semakin mencemaskan cowok yang sudah sejak lama memiliki hatinya itu.

🍁🍁🍁


Malam itu Keenan duduk di kamarnya sambil memeluk bantal dan meletakkan dagunya di atas bantal---melamun. Dia teringat waktu permainan api unggun di hutan saat camping dulu. Tiap kali Cindy mulai berjalan ke arahnya, Keenan selalu berharap kalau cewek itu tidak akan memegang atau menangkapnya, dan harapan Keenan terkabul sampai permainan hampir selesai. Namun Cindy yang belum menyerah, mencoba menangkapnya lagi dan berhasil memegang tangannya.

"Aku juga menjadi relawan di acara api unggun cuma semata - mata biar aku bisa berhasil menangkap kamu dan menanyai kamu. Cuma itu alasannya."

Keenan menutup wajahnya dengan bantalnya. Berusaha menyingkirkan berbagai macam pikiran tentang Cindy. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan tentang perasaannya. Dia sudah membuat keputusan dan sampai akhir keputusannya akan tetap sama. Dia dan Cindy tidak akan pernah bersama.

Di tempat lain, Cindy juga melakukan hal yang sama di rumahnya. Cindy tiduran di kamarnya sambil memainkan ponselnya. Dia membuka kontak dan bermaksud menelepon Keenan. Berkali - kali dia mencoba tapi gagal karena dia mendadak ragu dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk menelepon. Dan itu semua membuatnya kesal karena pikirannya selalu dipenuhi tentang Keenan.

Keenan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang