29. Kabar Bahagia

282 19 0
                                    

"Ya yakin lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya yakin lah. Mereka emang seharusnya berduaan kayak gitu dari dulu."

"Maksud gue, lo beneran yakin mau ngelepasin si Cindy kali ini?" Albert kembali memperjelas maksudnya karena Dino tidak paham juga dari tadi.

"Iyalah, gue serius. Dari dulu kan gue emang selalu serius kalo menyangkut soal Cindy."

Albert melotot tajam ke arah Dino.

Baru melihat pelototan Albert saja, Dino sudah mengerti maksudnya. "Iya, iya, gue paham. Gue nggak mungkin ngelakuin kesalahan buat yang ke dua kalinya."

"Antisipasi kan nggak ada salahnya."

Dino kesal kalau Albert mengungkit - ungkit tentang kesalahannya waktu itu. "Ya, terserah lo, deh."

"Tapi kenapa lo pake cerita ke Cindy soal penyakitnya Keenan?" tanya Albert.

"Gue pikir Cindy juga berhak tahu. Dan Cindy pasti bisa terima Keenan apa adanya, kok. Lagian gue juga kasihan sama Cindy. Kayaknya dia khawatir banget pas tahu kalau Keenan sakit."

Albert diam. Menurutnya Dino benar. Cindy juga berhak tahu apa yang terjadi dengan cowok yang dia suka. Toh, apa pun keadaan Keenan, Cindy pasti bisa terima. Masalahnya adalah apa Keenan bisa terima semuanya? Karena selama ini tujuannya merahasiakan penyakitnya karena tidak mau semua orang tahu, termasuk Cindy.

Cindy masih terus memandangi wajah Keenan tanpa bosan.

Sedangkan Keenan mulai merasa tidak nyaman dilihatin terus dalam waktu yang lama.

"Kenapa, sih? Kok ngelihatin aku gitu banget?" tanya Keenan. "Aku jelek, ya?"

"Hah? Enggak, kok. Enggak." Cindy menggeleng - gelengkan kepalanya. "Kamu tetep ganteng. Bagi aku, kamu tetep ganteng gimana pun keadaannya."

Keenan cuma tersenyum kecil. "Meskipun muka aku pucet kayak mayat hidup gini tetep ganteng?"

Cindy mengangguk sampai beberapa kali untuk membuat Keenan yakin. "Ho - oh. Kamu tetep ganteng."

"Makasih pujiannya."

Cindy tertawa kecil. "Sama - sama."
Suasana hening sesaat.

"Keen?"

"Hm?"
"Pasti sakit banget, ya?"

"..."

"Aku minta maaf selama ini nggak tahu kalo kamu sakit. Pas di perkemahan itu aku udah bikin kamu sakit gara - gara hujan - hujanan. Aku nggak tahu kamu sakit dan bikin kamu sampe kehujanan. Aku bener - bener minta maaf." Cindy terlihat sedih dan menyesal.

"Itu bukan salah kamu kok, Cin. Emang aku udah sakit aja waktu itu. Sakit aku bisa kambuh kapan aja dan dimana aja, nggak peduli mau kehujanan apa enggak. Jadi itu bukan salah kamu."

Cindy berdiri dari duduknya dan sekarang berjongkok di depan Keenan sambil memegang tangan Keenan yang dipasang slang infus. Cewek itu menatap dalam - dalam ke mata Keenan.

Keenan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang