Albert dan Dino berjalan menghampirinya dengan senyum di wajahnya. "Hai!"
Keenan tambah bingung. "Kalian belum pulang, ya?"
Iqbal yang mendengar percakapan mereka pun tersenyum. "Nah, itu kayaknya mereka udah dateng."
"Hah?" Keenan kembali fokus ke percakapannya dengan Iqbal.
"Albert sama Dino yang bakal gantiin
Kakak nemenin kamu ke rumah sakit."Keenan kaget. "Apa??? Mereka?" tanya Keenan sambil menatap ke arah Albert dan Dino yang nyengir padanya.
"Ya udah. Kakak mau berangkat dulu. Besok pagi Kakak pasti udah nyampe lagi kok, di Jakarta. Bye." Iqbal memutus sambungan telepon.
Keenan menurunkan ponselnya dan menatap kedua sahabatnya yang terus memamerkan senyumannya.
"Ngapain lo masih bengong aja di sini?" tanya Dino. "Ayo, kita harus cepetan cabut ke rumah sakit."
"Iya. Ayo cepetan."
Albert dan Dino menarik tangan Keenan.
"Eh, eh, tunggu, tunggu." Keenan menarik lengannya masih ragu.
"Kenapa, sih?"
"Kalian berdua emangnya serius mau nemenin gue ke rumah sakit?"
"Lima rius." Dino memamerkan kelima jari tangannya.
"Hari ini si Dino bawa mobil butut keluarganya, jadi bisa kita pake ke rumah sakit---aduh!" Albert mengusap kepalanya yang dipukul sama Dino. "Apaan sih, mukul - mukul kepala orang?"
"Eh, jangan ngehina mobil gue, ya. Itu tuh mobil antik warisan nenek moyang gue. Harganya mahal, tahu." Dino kesal tidak terima mobil antiknya dihina.
"Ya, terserah lo deh, mau mobil antik apa enggak. Yang penting, kita harus ke rumah sakit sekarang. Ayo, Keen." Albert kembali menarik tangan Keenan.
Tapi lagi - lagi Keenan menarik tangannya. "Dialisis gue itu lama. Empat jam. Emangnya kalian nggak bosen apa, nungguin gue selama empat jam?"
"Mau empat jam kek, lima jam kek, sepuluh jam kek, kita berdua pasti bakalan tetep nemenin lo dan nganterin lo pulang dengan selamat." Dino berkata dengan sangat serius.
"Betul." Albert mengangguk mantap. "Kakak lo udah nitipin lo sama kita berdua, jadi apa pun yang terjadi, kita bakalan tetap nemenin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan (Completed)
Teen Fiction(Biasakan FOLLOW dulu sebelum membaca) Ini tentang Keenan dan semua rasa sakitnya. Ada banyak kesedihan yang tersimpan di balik sebuah senyuman. "Jangan menyimpan rasa sakit itu sendirian. Berbagilah rasa sakitmu denganku."