"Belum selesai?" suara bu Salsha terdengar sangat marah. "Ke sini kamu!"
Dari tadi Keenan cuma diam layaknya patung, dan baru saat bu Salsha memintanya datang dia akhirnya berdiri. Keenan berjalan menuju ke depan kelas dengan diikuti tatapan bingung tak percaya teman - temannya.
Albert kebingungan dan sempat menanyai Dino juga. Tapi yang ditanya juga sama bingungnya. Dino cuma menggeleng dan mengangkat kedua bahunya.
Keenan sudah sampai di depan Bu Salsha. Meskipun wajahnya tetap tidak ada perubahan ekspresi, sesekali dia menatap ke bawah dan terlihat sedih. Bukan sedih karena sebentar lagi akan dimarahi bu Salsha, melainkan sedih karena hal lain.
"Kenapa tugas kamu sampai belum selesai?" tegur bu Salsha galak. "Saya kan sudah memberi kalian semua waktu dua hari untuk menyelesaikannya. Memangnya waktu dua hari yang saya berikan tidak cukup buat kamu, Keenan?"
"Saya minta maaf, Bu. Lain kali tidak akan terulang lagi," ucap Keenan tulus. "Saya minta waktu tambahan satu hari untuk menyelesaikannya besok."
Bu Salsha yang sudah terlanjur marah mana mau dia memberi tambahan waktu? Ibaratnya keputusan yang sudah dibuatnya tidak bisa ditawar lagi.
"Ini bukan masalah tambahan waktu atau apa. Tapi ini tentang kedisiplinan. Keenan, saya tahu kamu bukan tipe orang yang seperti ini sebelumnya. Dan saya benar - benar berharap bahwa kamu akan menjadi contoh yang baik bagi semua teman - teman kamu. Tapi apa? Kamu mengecewakan saya hari ini."
"Saya benar - benar minta maaf, Bu."
"Baik. Kamu saya kasih tambahan waktu satu hari untuk menyelesaikan tugas kamu dan kumpulkan ke meja saya besok pagi."
Semuanya tampak kaget. Bu Salsha memberi kelonggaran? Mustahil.
"Terima kasih, Bu."
"Tapi sebagai hukuman buat kamu karena tidak disiplin, kamu tidak diperbolehkan mengikuti jam pelajaran saya selama tiga kali pertemuan penuh."
Keenan tampak kaget tapi dia sepertinya juga sudah mempersiapkan mendapatkan hukuman apa pun dari gurunya.
Albert sangat shock, begitu juga Dino dan semua teman - teman yang lain."Plus satu lagi. Selama waktu skors kamu, kamu harus membuat makalah yang sama dengan tema yang Sejarah yang berbeda sebanyak 100 halaman."
Albert merasa bu Salsha terlalu kejam untuk ukuran seorang guru SMA. Dia merasa kasihan dan prihatin pada Keenan.Keenan cuma mengangguk - angguk pasrah tanpa pembelaan atau pun penawaran apa pun. "Baik, Bu."
"Untuk hari ini, kamu boleh mengikuti pelajaran saya. Tapi setelah hari ini, kamu bisa keluar sebelum saya memasuki kelas. Mengerti kamu?"
Keenan lagi - lagi mengangguk nurut. "Iya, Bu."
"Kamu boleh kembali duduk."
Keenan kembali berjalan ke bangkunya dan masih dengan diikuti tatapan mata seisi kelas. Albert sempat memanggilnya dengan berbisik dan menanyainya dengan gerak bibir 'Lo nggak apa - apa?', dan jawaban Keenan cuma senyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu setelah itu wajahnya kembali murung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan (Completed)
Novela Juvenil(Biasakan FOLLOW dulu sebelum membaca) Ini tentang Keenan dan semua rasa sakitnya. Ada banyak kesedihan yang tersimpan di balik sebuah senyuman. "Jangan menyimpan rasa sakit itu sendirian. Berbagilah rasa sakitmu denganku."