Malam ini adalah hari pelaksanaan acara ulang tahun perusahaan yang terakhir, tentunya tamu undangan semakin banyak yang hadir.
Kini baik Sakura maupun Sasuke sama-sama terdiam. Entah kenapa atmosfer di antara mereka kembali terlihat berjarak. Sasuke sedari tadi sibuk melihat layar ponselnya, tidak mengajak sedikitpun Sakura untuk berbicara.
Sedangkan Sakura sibuk melayangkan tatapannya untuk melihat setiap sudut ruangan besar dan mewah itu. Keramaian itu terlihat menyenangkan, tetapi tidak untuknya.
Suasana boleh ramai, tetapi hatinya sendiri merasa sepi. Yang ia rasakan hanyalah kesendirian yang semu, yang lagi-lagi sukses menelan dirinya pada rasa sakit dari diabaikan.
Tapi bukan Sakura jika tidak berani mengambil resiko. Sekalipun rasanya masih sakit, tapi ia tak bisa berdiam seperti ini. Mikoto dan Fugaku pasti akan kembali menotice mereka sewaktu-waktu. Seperti saat ini, tatapan Mikoto selalu menoleh ke arah mereka untuk memastikan. "Sasuke-kun!"
"Hmm... Kau mau lihat aku bernyanyi tidak?"
Sasuke menoleh sejenak. Kemudian kembali melengos. "Hn."
"Suaraku cukup bagus." Bangga Sakura. Tapi faktanya memang seperti itu. "Aku ingin sekali mencoba mengisi suara di tempat orang-orang itu bernyanyi karena lagu yang dinyanyikan oleh mereka sedari tadi lebih banyak galaunya. Jujur saja aku tidak terlalu suka lagu galau." Tunjuknya pada tempat khusus talent untuk bernyanyi.
"Hn."
"Tapi aku takut yang lain tiba-tiba sakit perut karena mendengar suaraku setelah mereka baru saja selesai makan." Kekehnya.
Tetap tidak ada respon. "Tapi aslinya suaraku indah, kok. Aku dulu selalu diundang untuk bernyanyi di setiap kegiatan sekolah."
Hanya terdengar helaian napas panjang, membuat Sakura mulai sedikit dilanda kecewa. Harapan Sakura agar Sasuke bisa berubah lebih responsif lagi terhadapnya sepertinya sudah semakin menipis. Semenjak awal pernikahan hingga hari ini tak ada perkembangan yang signifikan terkait komunikasinya.
Sebenarnya apakah Sasuke memang pendiam dan datar seperti ini? Atau mungkin hanya memiliki mulut yang tajam dan dingin jika sedang berbicara?
Apa hanya ketika bersamaku saja dia seperti itu?
Sakura menghela napas panjang. Ini kesempatan terakhirnya. "Kau mau mengambil kue bersamaku di ujung sana tidak? Aku mau mencoba kue varian lainnya. Mungkin saja ada rasa strawberry." Dan tak ada jawaban apapun dari Sasuke, namun Sakura masih belum menyerah. "Atau kau mau berjalan-jalan bersamaku untuk mengitari daerah sana? Lampu-lampunya terlihat sangat cantik. Aku mau foto-foto di sana."
"Aku harus pergi."
Sakura tersentak, menatap tak percaya pada Sasuke. "Ke mana?"
Sasuke terdiam sejenak. Kini ia menunduk dalam. "Ke suatu tempat."
Sakura lagi-lagi menatap bingung Sasuke. Kenapa ia mendadak ingin pergi malam-malam begini tanpa dirinya. "Apakah aku boleh ikut?"
"Tidak."
"Kenapa?"
Sasuke tak menjawab, lantas ia mulai berdiri dan berjalan dengan sedikit cepat untuk keluar ruangan. Tentunya Sakura mengikuti Sasuke, karena ia sangat penasaran kemana Sasuke akan pergi tanpa dirinya.
Apakah sangat mendesak?
Sepertinya memang iya, karena jelas Sasuke dari tadi terdiam mematung sembari terus mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
"Sasuke-kun tunggu-"
"Sasuke!" Kini seorang pria berambut putih dan oranye mulai berjalan mendekat ke arah Sasuke yang sudah siap akan memasuki mobilnya, meninggalkan Sakura di pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Hills '20 [END]
Любовные романы[SELESAI]✔️ Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura baru saja terikat dengan tali pernikahan karena perjodohan kedua orang tua mereka. Segera setelah menikah, mereka tinggal di rumah bernama Uchiha Hills '20, di pelosok pegunungan Konoha yang sejuk dan inda...