3. Tamparan Keras

531 59 2
                                    

Sakura tampak lesu hari ini, karena dirinya yang sedang datang bulan di hari pertama. Pinggangnya mendadak terasa pegal ditambah perutnya yang terasa sedikit sakit, membuat ia tidak bisa melakukan banyak pergerakan seperti hari-hari biasanya.

Kini dirinya mulai mengeluarkan bahan-bahan masakan untuk ia olah menjadi sarapannya dengan Sasuke.

Namun baru saja ia selesai membuatkan bumbu ayam rempah, Sasuke datang dengan wajah kusutnya: menandakan bahwa ia baru saja bangun tidur.

"Ah, kau sudah bangun ya."

Setelah melewati beberapa malam yang hening tanpa ada obrolan apapun antara dirinya dengan Sasuke karena kejadian beberapa hari yang lalu, Sakura mulai membuka suaranya kembali. Bagaimanapun ia tak betah jika harus berdiam-diaman terus.

Jika dia diam, Sasuke juga akan sama diamnya.

Pria itu bahkan akan sangat diam dan terlihat tidak peduli dengan apapun yang terjadi di antara mereka.

Rasanya begitu jengah dan menyiksa.

Sekali lagi, ia mencoba menurunkan egonya.

"Apa wangi bumbu ayam rempah ini sampai ke kamar sehingga membangunkanmu?"

"Hn."

"Sudah kuduga." Sahut Sakura mencoba tersenyum tipis. "Tunggu sebentar ya, sarapannya akan segera jadi."

Tak ada jawaban, membuat Sakura mencari cara lain agar Sasuke mau kembali berbicara dengannya. "Kau mau susu tidak? Aku tuangkan untukmu ya." Segera ia menuangkan susu ke dalam gelas dan menyodorkannya pada Sasuke.

"Susu itu sangat sehat dikonsumsi saat pagi hari atau sebelum tidur."

"Hn."

"Apalagi buat pekerja keras sepertimu." Lanjut Sakura sembari memberikan informasi penting yang ia ketahui. "Karena manfaatnya sangat banyak. Seperti dapat menghasilkan energi buat tubuh, kemudian dapat meningkatkan konsentrasi, dapat mencegah anemia juga, dan menjaga daya tahan tubuh."

Tidak ada sahutan apapun, Sasuke sibuk meminum susunya dengan lahap.

Sekalipun Sasuke tak menggubris ucapannya sama sekali, tetapi Sakura tetap senang karena hari ini Sasuke tidak menolak minuman susu yang ia sajikan untuknya.

"Besok aku akan mulai bekerja kembali."

"Ah, benarkah?" Sakura cukup terkejut dengan ucapan Sasuke. Dan ia baru menyadari bahwa suaminya tersebut sudah cuti selama 15 hari lamanya.

"Kau biasa berangkat pukul berapa, Sasuke-kun?"

"Bukan urusanmu."

"Shannaro!" Pekik Sakura. "Cepat katakan!"

Sasuke menghela napas lelah. "Pukul 8 pagi."

"Baiklah." Sahut Sakura sembari tersenyum. Pasalnya keberangkatan kerja Sasuke ternyata tidak sepagi itu. Jadi dirinya masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan sarapan, atau mungkin sekaligus pakaian yang akan digunakan suaminya kelak. "Lalu pukul berapa kamu akan kembali pulang?"

"Sakura-"

"Ini urusanku juga, karena aku istrimu."

Bibir Sasuke sontak terbungkam rapat mendengar ucapan Sakura. Entah mengapa perasaanya kembali terasa berkecamuk. Tapi ia tak punya pilihan lain selain menjawab pertanyaan itu. "Pukul 3 sore. Atau pukul 6 sore jika terlambat."

Uchiha Hills '20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang