18. Meminta Pulang

583 60 7
                                    

Ini adalah hari ke-10 Sakura dirawat. Berat badannya mulai banyak turun, pipinya bahkan sudah mulai menirus.

Siapapun yang melihatnya akan menangis rintih, tak tega melihat seberapa kehilangannya Sakura atas kepergian ayahnya.

Hari ini Naruto kembali berkunjung, membawa buah-buah an dan beberapa makanan sehat untuk Sakura.

Hatinya tercubit keras melihat betapa lelahnya kedua bola mata emerald berwarna hijau teduh itu. "Sakura-chan?" Panggilnya.

Gadis itu menoleh, menatap sayu Naruto.

"Bagaimana kabarmu? Apakah sudah jauh lebih baik hari ini?"

Sakura mengangguk pelan. Kemudian tersenyum tipis. "Aku baik." Paraunya.

Sekalipun kesehatan Sakura terus memburuk, namun ia sudah tak lagi terpuruk begitu dalam seperti hari-hari kemarin.

"Aku ingin pulang."

"Tentu saja." Jawab Naruto dengan semangat. "Kamu harus cepat sembuh agar bisa pulang."

"Aku tidak sakit."

Naruto paham. Lantas ia tetap mengangguk dengan semangat, agar Sakura tidak bersedih. "Kamu hanya kelelahan kan? Jadi kamu harus banyak beristirahat dan meminum obat. Kemudian juga harus banyak makan ya, agar berat badanmu kembali normal, Sakura-chan."

"Aku ingin pulang." Lirihnya. Naruto kembali terkejut melihat Sakura yang lagi-lagi menangis.

"Hei, kenapa menangis?" Tanyanya khawatir sembari mengusap surai merah muda tersebut dengan lembut. "Kamu ingin pulang ya? Aku akan memberitahukan ini pada Sasuke ya? Mana tahu kamu bisa dirawat di rumah saja setelah ini."

Gadis itu menggeleng, membuat Naruto kembali bingung. "Aku ingin pulang ke rumahku."

"Oh, kamu mau menginap sementara di rumahmu ya? Tentu saja boleh-"

"Aku ingin pulang ke rumahku selamanya."

"Apa maksudmu, Sakura-chan?"

"Aku tidak mau kembali ke sana." Jawabnya pelan. Ada getaran hebat yang terdengar di sana. Getaran yang bahkan tak dapat ia tahan lebih lama lagi.

Keterkejutan Naruto tak kunjung usai. Ia menatap tak percaya pada Sakura yang kini menunduk dalam. Walau ia yakin, Sakura sedang kembali menangis dalam diam saat ini.

Kini ia tak bisa berbicara kembali. Keterkejutannya menelan suaranya dalam-dalam. Kemudian ia melihat siluet seseorang yang tengah berdiri di balik tirai pintu masuk. Lantas ia mulai berjalan mendekat.

Tebakan Naruto benar, Sasuke sedari tadi berada di sana, mendengarkan semua obrolannya dengan Sakura.

Keduanya kini duduk di depan pintu ruang inap. Tak ingin mengganggu Sakura yang sedang ingin sendiri.

"Apakah dia mengatakannya juga padamu?" Naruto mulai membuka suara. Kemudian menoleh untuk melihat Sasuke yang tepat berada di sampingnya.

Wajah itu terlihat sangat terluka. Sama lelahnya dengan kondisi Sakura saat ini. Matanya menghitam dan pipinya juga terlihat ikut menirus.

Sasuke terlihat sangat menyedihkan saat ini.

Tak ada jawaban apapun dari Sasuke, namun Naruto dapat menangkap sinyalnya.

Benar, Sasuke sudah mengetahuinya.

Sakura mungkin sudah mengatakannya secara langsung pada suaminya tersebut.

Namun Sasuke tak meresponnya, lebih tepatnya, tidak menerima keinginan Sakura sama sekali. Membuat Sakura kini mengatakannya padanya, berharap ia dapat membantu keinginannya tersebut.

Uchiha Hills '20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang