23. Sakura Hills

595 60 7
                                    

FLASHBACK ON

Sakura termenung menatap jendela ruang kerja di rumah sakit ayahnya. Entah sejak kapan ia melamun dan banyak terdiam.

Naruto yang melihat hal tersebut lantas menyentuh pundak Sakura dengan pelan, hendak menyadarkan gadis itu dari lamunannya. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Tidak ada."

"Sudah berapa hari kamu banyak diam seperti ini?"

"Apakah aku terlihat demikian?"

Naruto mengangguk. "Ada yang sedang membebani pikiranmu, Sakura-chan? Lihatlah kantung kedua matamu, terlihat sedikit berubah warna menjadi hitam!"

"Benarkah?"

Naruto kembali mengangguk. "Ada apa?"

Namun bukan Sakura jika tidak pandai menyembunyikan sesuatu. "Tidak ada."

"Kau berbohong." Tuduh Naruto. Membuat Sakura sedikit tergelak. Kini pria itu duduk di samping Sakura. "Kau sudah mendengar beritanya, kan?"

Lagi, Sakura kembali menoleh. Rasanya menyembunyikan hal tersebut dari Naruto adalah hal yang mustahil ia lakukan. Naruto mudah sekali membaca pikirannya sedari dulu. Bahkan ia yakin, bahwa Naruto telah menyadari perubahan sikapnya setelah ia pulang beberapa hari yang lalu dan menemukan sebuah fakta yang begitu besar.

"Apakah menurutmu benar, jika Sasuke yang melakukannya?"

"Tidak mungkin." Jawab Sakura pelan. Ada kesedihan yang tercetak di tatapannya. "Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia bahkan sangat bekerja keras untuk proyeknya. Dia juga sangat memperdulikan rekan-rekannya. Dia bahkan rela kehujanan ketika rekan-rekannya hanya membawa satu payung. Dia rela pulang lebih larut ketika rekan-rekannya juga melakukan hal yang sama. Dia rela datang ke semua kegiatan proyek perusahaannya ketika ia bahkan sedang tidak enak badan. Dia... pria yang baik."

Kini Naruto tersenyum tipis. Sakura memang tak pernah bisa menilai jelek Sasuke. Ia tahu, seberapa besar cinta Sakura untuk Sasuke.

"Kau ingin bertemu dengannya? Setidaknya, kamu perlu memberikannya dukungan."

Kedua bola mata emerald itu membola. Kemudian ia menggeleng lemah. "Tidak mungkin..."

"Kenapa?"

"Tidak mungkin jika aku tiba-tiba menemui dirinya disaat aku bahkan telah menyakiti hatinya dengan kepergianku." Sesal Sakura sedih. "Aku tidak pernah ada di sisinya sekali pun ia sedang berada di titik terpuruknya. Aku ini istri seperti apa?"

"Daripada terus-menerus berada di lubang penyesalan, bukankah akan lebih baik jika kamu pergi menemuinya sekarang dan melupakan masalah kalian? Bukankah dia sedang sangat membutuhkanmu?"

Sakura kembali menatap Naruto. Dan Naruto dapat melihat ada keraguan besar di pandangan bola mata yang sangat indah itu.

"Aku tidak melakukan ini untuk Sasuke, tetapi aku melakukannya untukmu, Sakura-chan."

***

"Apakah kau yakin jika Sasuke sedang ada di rumahnya?"

"Mungkin saja, kita perlu mencari tahu kan?"

Sakura kembali menatap ragu Naruto, namun Naruto hanya mengulas senyuman teduhnya. "Ayo turun."

Alhasil, keduanya kini turun dari mobil ketika mereka telah sampai di tempat tujuan mereka.

Bayangan menyedihkan tiba-tiba saja menghantam memori ingatan Sakura, dimana saat itu ia merasa sudah tak sanggup lagi tinggal di rumah milik Uchiha ini, sehingga ia memilih pergi menjauh dari kehidupan putra bungsu Uchiha tersebut.

Uchiha Hills '20 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang