12 . On Date

1.9K 86 1
                                        

Ella melihat dari jendela rumahnya jika Rades sudah menunggu di depan rumahnya, setelah tahu itu ia segera menutup tirai jendelanya kembali.

Ia menyenderkan tubuhnya di tembok sebelah jendela, tangannya perlahan memegang dadanya, jantungnya kini sangat mempompa terlalu cepat.

Tok tok tok...

Bahkan ia terkejut saat suara ketukan pintu terdengar, Ella berusaha semaksimal mungkin untuk berdiri agar dirinya tidak jatuh ke lantai.

"Gila, aku udah gila!" Gumamnya.

Ella perlahan membukakan pintu untuk Rades dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam menunggunya sebentar lagi.

"Eh, kok udah sampai aja, kak?"

Rades menunduk sedikit untuk melihat wajah Ella, tentu itu membuat Ella merasa sangat malu.

"Anu-" Rades berhentikan omongannya sendiri.

Ella yang tidak tahu apa itu mulai mendongakkan wajah untuk bertanya apa maksud dari ucapan Rades tersenyum.

"Apa, kak?"

Perempuan di depannya sekarang hanya menggeleng dan menggaruk belakang kepalanya.

"Oh, ya udah. Duduk dulu, aku mau siap-siap 5 menitan lagi." Ella buru-buru lari kecil menuju kamarnya untuk menghindari Rades, gawat jika Rades mengetahui pipinya sekarang merah seperti kepiting rebus.

Rades menggulum bibirnya untuk menahan senyuman yang mungkin jika ia tidak menggulumnya akan terlihat jelas.

Setelah beberapa menit berlalu Ella pun keluar dari kamarnya dengan memakai baju dress dibawah lutut berwarna lilac, ia juga memakai tas kecil yang ia pakai dibelah kiri.

Rambutnya ia urai panjang, Ella tersenyum manis kepada Rades, lantas Rades yang melihat senyuman itu memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Yuk." Ella mengulurkan tangannya ke Rades.

Dengan hati-hati Rades menerima guluran tangan Ella.

"Kita mau kemana?" Tanya Ella.

"Semau kamu, kamu kan yang ngajak?" Rades bertanya balik kepada Ella. Padahal bukan Ella yang mengajaknya.

"Ya, iya juga sih." Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Terpaksa mengiyakan, mungkin Rades lupa.

"Ya udah anter beli es krim, ya?" Rades hanya menggangguk setuju tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Ella melihat Rades sepertinya tidak nyaman karena ia menggenggam telapak tangan Rades, ia mendongak lagi untuk melihat wajah Rades, Rades hanya melihat jalan lurus ke depan dan sama sekali tidak memandangnya, sama sekali.

Ia berhentikan langkahnya yang membuat Rades berhenti mendadak juga dan menoleh ke arahnya.

"Ada apa?"

"Ada apa?" Ella meniru nada bicara Rades.

Gadis itu melirik ke arah tangannya dan tangan Rades, dirinya perlahan melepaskan genggaman itu dan dengan gampangnya tangannya dan tangan Rades terpisah karena Rades tidak menggenggam balik telapak tangan Ella.

"Kenapa?"

"Aku cuma takut-"

"Apa?"

"Kakak malu ya jalan sama aku?" Pertanyaan Ella dan mukanya yang serius membuat Rades tersenyum miring lalu tertawa renyah.

Lagi-lagi Ella mengerucutkan bibirnya ke depan dan mengembungkan pipinya, "maaf."

Setelah berkata itu ia melangkahkan kakinya cepat ke depan tanpa melihat di depan ada apa.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang