33 . Konflik Besar

715 31 2
                                    

Terlihat dua pasangan sedang mengobrol di taman belakang sekolah yang agak sepi sekarang.

Jam juga sudah waktunya pulang jadi semua murid kebanyakan sudah pulang ke rumah masing-masing.

Tetapi Ella dan Bima masih asik berdua sambil tertawa.

"Tugas kamu yang kemarin udah selesai, kan?"

"Udah, cuma pas dikumpulin... Arghhhh nilai aku kecil banget tahu!" Ella mengembungkan pipinya.

Raut mukanya ia buat seolah-olah marah kepada tugas tersebut. Hal itu membuat Bima gemas melihat Ella dan langsung menarik tubuh Ella dari samping dan memeluk kekasihnya.

"Bima ihhh," sebenarnya Ella agak tidak nyaman apalagi ini adalah sekolah. Tapi mau bagaimana lagi? Sekarang Bima sudah jadi pacarnya.

"Apa, sayang?" Suara Bima membuat jantung Ella berdetak tak karuan. Bukan karena semakin suka, tetapi karena dia takut Bima berbuat apa-apa.

Ella tersenyum renyah.

Ella mencoba berpikir positif kepada Bima. Tapi entah mengapa hatinya menolak.

"Ella,"

Saat namanya disebut ia menoleh. Kenapa Bima memanggilnya begitu? Ella mencoba menepis itu semua dan tersenyum.

"Iya?" Sebelum Bima mendekatkan diri kepada Ella.

Sudah ada seseorang yang mengintip didekat dinding dan berlari ke arah lain. Belum sempat Ella melihat ke arah itu, ia sudah melihat kembali ke Bima yang semakin dekat.

Ella menutup bibir Bima yang semakin mendekat. Ia sungguh-sungguh tidak ingin.

Detik berikutnya Bima raih tangan Ella dan menyingkirkan tangan Ella dari mulutnya.

"Gapapa, Ella."

Mau apa laki-laki ini?

"Kamu mau apa?"

"Mau-"

Jika dilihat jarak mereka sangatlah dekat. Orang akan mengira yang tidak-tidak kan?

Belum sempat Bima menyentuh Ella, sudah ada suara orang yang berteriak dari belakang.

"HEH KALIAN!"

Reflek Ella dan Bima menjauhkan diri.

Dari sana ada dua orang guru yang memergoki mereka. Menangkap basah mereka.

"Ngapain kalian belum pulang? Udah sore ini." Hati Ella berdegup kencang. Ada apa ini?

Ella menggigit bibirnya sendiri, takut sesuatu buruk menimpa dirinya. Karena guru guru baru saja melihat yang sebenarnya bukan seperti itu.

"Bu-" dia terlalu gugup untuk berkata.

"Ke ruangan saya sekarang."

Mampus. Ada apa ini?

"Bima?" Dia diam tidak menanggapi Ella.

Terpaksa mereka berdua mengikuti guru ke ruangan.

Ketika sudah berada di ruang bimbingan dan konseling. Apa yang akan guru itu katakan kepada mereka, Ella kelihatan tidak nyaman berada di ruangan ini.

Apalagi Bima yang tidak menjawab pertanyaan yang ia lontarkan sedari tadi.

"Hari ini orang tua kalian bisa ke sekolah?"

"Buat apa, Bu?"

"Masih untung saya pergoki kalian berbuat mesum sebelum terlambat," guru perempuan itu menyilakan tangannya di dada sambil menatap rendah ke arah Ella.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang