Ella membuka matanya perlahan, udara dingin yang menembus kulitnya membuat ia terbangun dari tidur pulasnya. Samar-samar ia melihat tempat yang asing bagi matanya, ini seperti bukan kamarnya.
Disini dominan berwarna putih dengan pencerahan lampu yang terang, biasanya ia selalu mematikan lampu kamar saat tidur tetapi ini menyala.
"Eugh," Ella mencoba menggeliatkan badan tetapi merasakan pegal. Saat dirinya akan menggerakkan kaki entah mengapa bagian bawahnya terasa nyeri dan susah untuk digerakan.
"Aduh..." Ia berusaha untuk membaringkan badannya di kasur.
Tidak ada orang disebelahnya, sebenarnya ia berada dimana? Ini seperti di hotel. Ia mencoba mengingat-ingat kembali kejadian semalam, sekilas ia seperti mengingatnya.
Tapi tiba-tiba dirinya merasa pusing karena tidak mengingat apapun.
Badannya sangat lengket, entah karena keringat atau apa. Harusnya ia mandi. Kenapa bisa sebanyak itu keringatnya?
Saat Ella membuka selimut untuk pergi ke kamar mandi ia terkejut melihat badannya tidak memakai pakaian satu pun. Segera Ella menutupi kembali menggunakan selimut tebal warna putih yang membungkus tubuhnya.
Matanya bergerak kanan kiri, tidak ada pakaiannya. Tapi saat melihat sofa yang tidak jauh ranjang, dia melihat pakaiannya terlipat rapih diatas sana.
Sebenarnya dimana ini?
Sebelum pikirannya mulai kemana-mana, pintu hotel terbuka. Ella semakin menaikkan selimutnya untuk menutupi wajahnya juga dan hanya menyisakan matanya yang mengintip.
Ella melihat seseorang memakai kaos putih dan celana jeans panjang menenteng plastik berwarna hitam juga di tangan sebelah kanannya.
Dia mencoba melihat siapa orang itu.
"Ella." Saat mendengar suara itu, ia kembali mengingat kejadian malam hari.
Itu Rades.
*****
Gadis itu menggosokkan tangannya di area selangkangannya. Ia merasakan gatal yang terus menerus mengganggu.
"Kak Rades..."
"Um," dia melihat Rades sibuk menyusu pada payudaranya yang tidak mengeluarkan asi.
Ella mengeluh pelan karena ulah Rades. "Eghh," ia mendongakkan kepalanya lalu memejamkan matanya, rambut Rades Ella jambak pelan.
Kemudian tangan nakal Rades meraba perut Ella membuat Ella sedikit geli, sudah diam beberapa detik disana perempuan itu mengarahkan tangannya ke selangkangan Ella dan menyingkirkan tangan Ella yang sedang mengusap pelan miliknya sendiri.
Perbuatan Rades itu membuat Ella semakin cemas karena ia juga merasakan sesuatu yang aneh saat Rades menyentuh miliknya.
Tangan Rades berhasil Ella tahan. Mengetahui hal itu Rades menyudahi kegiatannya di dada Ella, ia menyingkirkan kembali tangan Ella yang menghalanginya.
"Kenapa ditahan?" Ella mendengar suara Rades serak.
"Malu..." Wajah Ella bersemu merah.
Lantas Rades tersenyum, "gapapa, nggak usah malu. Aku mau lihat,"
"Anu, kak-" Ella meringkuk agar Rades tidak melanjutkannya.
"Kamu gerah, kan? Terus katanya tadi gatal." Sambil berkata itu jarinya ia gesekkan ke area sensitif Ella. "Aku bantu biar nggak gatal lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/295263009-288-k756944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Thought [ GXG ]
Teen FictionHer. Entah sejak kapan aku mulai menyukainya. Entah sampai kapan rasa ini berada dibenakku. Aku mencintainya, tapi aku juga tahu ini tentang dosa. Ellaphyra, gadis cantik dan menggemaskan itu. Aku menyukainya, awalnya aku tidak tahu bahwa cintaku ti...