20 . Mine

1.1K 38 0
                                    

Saat filmnya akan dimulai Ella curiga ini bukan film yang dia inginkan. Dirinya melirik tajam ke arah Rades.

Yang benar saja, ini benar-benar bukan film yang dia inginkan. Ini film hantu!

"KAK!"

Rades terkejut mendengar teriakan Ella, ia segera melihat gadis yang duduk disampingnya kini.

"Ada apa?"

"Ini film hantu? Kok nggak bilang?"

Rades berpikir sejenak, "kamu nggak nanya."

"Ih kan aku nggak suka film hantu."

"Mana aku tahu." Rades menjilat bibir bawahnya yang terasa kering itu.

Ella menatap Rades dengan tatapan kesal, bukannya harusnya perempuan itu dahulu yang menanyakan bukan malah main pesan sendiri.

Mana yang menonton film nya tidak lebih dari 30 orang saja dan Rades bisa-bisanya memilih bangku belakang dan di pojok. Padahal orang-orang kebanyakan duduk dibagian depan.

Apa dia saat memesannya tidak memperhatikan tempat duduk atau bagaimana?

Ella menggembungkan pipinya. Terlebih terlihat seram adalah lampunya tidak ada yang nyala kecuali layar bioskop itu sendiri.

Kini gadis itu sedikit menyesal karena mengajak Rades keluar menonton bioskop.

"Huft,"

Scene awal film sudah membuat bulu kuduknya berdiri. Bagaimana untuk klimaksnya?

"Ella,"

Ella menoleh ke Rades dengan bingung.

"Iya, kenapa, Kak?"

"Tadi itu cowok yang di kantin bukan?" Tatapan Rades kepadanya sangat serius membuatnya takut.

"Iy-iya... Kenapa?"

"Nggak."

Hanya itu yang akan dia katakan? Sangat lah tidak jelas!

Ella membuang muka untuk tidak menatap Rades karena kesal.

Ia sedikit melihat layar bioskop, ini adalah film hantu tetapi mengapa ada beberapa adegan yang membuatnya malu?

Paling benar ini adalah adegan delapan belas tahun keatas yang bahkan umurnya belum beranjak delapan belas sama sekali.

Tiba-tiba dirinya begitu gelisah sekali. Sesekali Ella menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan rasa gelisahnya.

Dan tiba-tiba juga ada ibu jari yang menggapai bibirnya untuk melepaskan dari gigitan.

"Bibirnya jangan digigit, nanti berdarah."

"Eh? Iyaa," Ella menundukkan kepalanya, ia melihat tangan Rades mulai bergerak menuju tangannya.

Sekarang telapak tangan Rades berada diatas punggung tangan Ella yang berada di pahanya.

"La," Rades memanggil nama Ella dengan hati-hati.

Ella menoleh.

Mereka saling menatap satu sama lain selama beberapa detik lalu diakhiri oleh kedipan mata Ella.

"Aku tahu mungkin ini sedikit terburu-buru bagi kita, terutama kamu," mendengarkan ucapan Rades membuatnya mengerutkan kening sejenak.

"Maksudnya?"

"Kamu mau memperjelas hubungan kita bukan? Aku juga..."

"Gimana, Kak?" Ella masih tidak mengerti maksudnya apa.

Dia mendekat kepada Rades, memperdekat jarak antara keduanya.

Di sisi lain Rades yang melihat Ella memajukan badannya untuk mendengarkan perkataannya itu sedikit terkejut.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang