19 . Nonton

1K 38 0
                                    

Cleck

Seseorang yang menunduk itu mendongak ke depan. Aku mengintip dari balik pintu kamar yang tak jauh dari pintu depan rumah.

Itu Rades.

Aku tersenyum samar lalu melirik sebentar ke pakaian yang aku gunakan. Apakah ini sudah bagus untuk aku pakai?

"Rades?" Mamah yang membukakan pintu untuk Rades tidak menyangka bahwa perempuan itu ke rumah kami.

Rades tersenyum tipis ke arah mamah, dia mengarahkan tangan kanannya untuk bersalaman kepada mamah.

Sehabis mengucapkan salam mamah suruh Kak Rades duduk sebentar di sofa untuk menungguku keluar dari kamar.

Hatiku rasanya semakin tidak karuan.

Karena terburu-buru aku terjatuh ke lantai, tidak memedulikan siku yang tergores sedikit aku bergegas untuk mengambil parfum dan menyemprotkan ke pakaian.

Dengan canggung aku berjalan menuju Rades yang sedang menungguku di ruang tamu.

Outfit nya sangat sederhana tetapi tetap terlihat baik untuk dirinya. Dia tetap seperti biasanya. Cantik dan tampan.

"Jangan natap kelamaan, nanti makin suka."

Setelah Kak Rades mengatakan itu aku baru tersadar ternyata daritadi aku memperhatikannya dan terus melihat sampai mengabaikan yang lainnya.

Aku tersipu malu mendengar perkataan Rades.

"Ih, ayo ah!"

Aku terlebih dulu berlari ke pintu untuk menghindari Rades karena aku sangat malu.

"Eh Ella, jangan tinggalin tamu duluan. Nggak sopan!" Teriak mamah yang melihatku dari arah dapur.

Aduh, kenapa mamah melihat juga, sih?

"I-iya mahh."

"Tante saya pamit dulu ya," ucap Rades kepada mamah.

Aku tetap terdiam di tempat tidak mengucapkan apapun ke mamah.

"IYA HATI-HATI..." Teriak mamah sekali lagi.

"Ayo," aku menatap tangan Rades yang semakin dekat dengan telapak tanganku.

Detik berikutnya dia menggenggam pelan telapak tanganku lalu mengusapnya dengan lembut.

Tindakan itu lagi lagi membuat jantungku berdetak tak karuan.

Apapun yang dia lakukan kenapa membuatku semakin ingin melarikan diri darinya? Tidak tahan menahan malu setiap di dekatnya.

Rades menarik pelan tanganku menuju keluar rumah, sebelum itu aku melihat sebentar wajah Rades dengan senyuman singkat itu.

"Kak,"

Dia menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arahku. "Apa?"

"Anu... Itu,"

Dia mendekatkan tubuhnya ke hadapanku dan menunduk dikit karena aku menunduk.

Tak disangka jari telunjuk Kak Rades menyentuh dagu bawah dan mendongakkan kepalaku untuk  menatap matanya secara langsung.

"Kenapa, Ella?"

Ini curang!

Kenapa dia menatapku dengan pandangan seperti itu? Ah aku tidak kuat sekali, dia sangat sempurna untuk dipandang.

Bibirnya mengerucut sambil bertanya aku kenapa. Jelas-jelas aku begini karenanya.

"Ehh, ayo nonton!" Aku meninggalkannya sendiri di halaman rumahku.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang