41 . Breakup

794 33 1
                                    

"Gimana perasaan kamu habis tidur sama mantan?" Baru saja bertemu Bima sudah mengatakan hal seperti itu.

"Maksud kamu apasih?"

"Dah gue bilang kan lonte kayak lo itu murahan. Harusnya lo kasih itu ke gue, malah ke mantan."

Padahal ini masih pagi, tapi Bima sudah membuatnya kembali merasakan sakit di dada. Kenapa mulut laki-laki ini gampang sekali mengucapkan hal yang menyakitkan?

"Aku mau kita putus!"

"Gue juga maunya gitu..." Bima menatap intens ke seluruh tubuh Ella, "setelah kita jadi mantan apa bisa gue kayak apa yang Rades lakuin ke lo?" Bima mendekatkan langkahnya ke arah Ella.

Memperdekat jarak antara mereka, Ella yang ketakutan mundur beberapa langkah untuk menghindari Bima yang terus saja maju.

"Mau apa kamu?"

"Menurut lo?" Bima menaikkan satu alisnya.

Tangan kanannya berhasil meraih dagu gadis itu dan mencengkeram nya dengan kuat sehingga Ella mendongak.

"Bagus, kan?" Lanjutnya.

Ella menatap mata Bima yang menakutkan, ia tidak berani mengeluarkan kata-kata.

"Punya gue lebih bisa bikin lo puas daripada jari Rades." Mendengar itu Ella ingin menangis.

Rasanya harga dirinya diinjak-injak oleh pasangannya sendiri. Matanya berkaca-kaca sambil menatap terus kepada Bima.

Tapi Ella tidak ingin menangisi laki-laki seperti Bima, dengan sekuat tenaga ia tepis tangan Bima yang mencengkram dagunya dengan kuat.

"Aku mau kita putus, sekarang!!" Ella teriak dihadapan Bima yang membuat Bima semakin kesal atas perilaku Ella.

Tangannya sudah melayang untuk menampar pipi Ella, tetapi ia tahan di atas.

"APA? KAMU MAU NAMPAR AKU? TAMPAR, SILAKAN TAMPAR!" Kesabaran Bima sudah habis, ia melayangkan tangannya ketika ada tangan seseorang yang menahan tangan Bima untuk menampar Ella.

Ella sendiri sudah menutup matanya, takut jika Bima benar-benar menamparnya.

Sedetik kemudian orang itu melayangkan tinjuan ke wajah Bima dengan sangat keras hingga Bima oleng dan tersungkur ke tanah.

"Tolol, gini cara lo perlakukan cewek??" Mendengar suara itu Ella membuka matanya.

Akhirnya air matanya lolos keluar dari katanya, menetes begitu saja ketika orang itu membela dirinya.

"Kak Rades..."

Rades menoleh ke Ella, kedua tangannya mulai mengusap wajah Ella yang sudah dibasahi oleh air matanya sendiri.

"Udah jangan nangis," Ella langsung memeluk erat Rades.

"Aku takut," ucapannya sedikit tidak jelas karena tangisannya.

"Udah ya?"

Bima sudah bangun dan menatap jijik ke arah keduanya, "gue setuju, kita putus sekarang, lacur." Setelah mengatakan itu dia pergi menjauh dari Ella dan Rades.

"Hiks, sakit kak," ia menyembunyikan wajahnya di dada Rades. Dia sunguh sakit hati karena perkataan kasar dari mulut Bima untuknya.

Tatapan jijik Bima ke arahnya, perkataan Bima untuknya. Semuanya sangat menyakitkan untuk dikenang.

Dia sendiri bingung mengapa dirinya hanyut pada rayuan Bima waktu itu jika akhirnya dia melihat sisi lain dari Bima yang sangat membuat dirinya kecewa.

________
TBC.

05 Agustus 2023.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang