38 . di Hotel Bersama

1.2K 34 1
                                    

Maybe the scene here is a little mature, it is expected to be wise in reading. 🔞
And don't forget to vote and follow my acc, thank you.

----

Ella POV, flashback on.

Ketika aku sudah selesai mandi ada telepon dari Bima. Saat aku lihat dia sudah lebih dari sepuluh kali menelepon ku.

Ada apa ini?

Segera aku mengangkat telepon darinya. Memastikan dia baik-baik saja. Aku sedikit khawatir terjadi sesuatu padanya.

"Halo, Bim?"

"El, maafin aku soal tadi ya? Aku beneran minta maaf karena udah bilang gitu."

Bagaimana tidak memaafkan dirinya? Aku sendiri tidak bisa berlama-lama marah kepada seseorang. Dengan berat hati aku memaafkan Bima.

"Iya. Aku maafin."

"Makasih banyak sayang, aku makin sayang sama kamu."

"Eum, kamu lagi apa, Bim?" Tanyaku basa-basi.

"Aku telepon kamu karena mau ajak kamu pergi ke club-"

"Club?" Club malam maksudnya? Aku belum pernah kesana, terlebih aku sangat takut ke tempat seperti itu.

Tetapi mungkin karena ada Bima semua akan baik-baik saja bukan? Mungkin iya.

"Iyaaa, kamu mau kan?" Tanyanya antusias.

"Hem, aku-"

"Ayolah Ella, biar aku nggak diganggu juga sama cewek nakal disini. Aku ngajak kamu biar mereka tahu aku ada cewek."

Tapi buat apa dia mengajakku kesana?

"Yaudah."

"Oke, aku bakalan jemput kamu."

"Jangan, aku, maksudnya kamu jemput aku di perempatan gang depan aja. Aku takut mamah tahu."

"Kenapa emangnya?"

"Udah malam, aku kan nggak boleh."

"Oke, sayang."

Harus alasan apa dengan mamah agar aku bisa keluar malam ya? Setelah berpikir lebih dari lima menit akhirnya aku menemukan jawaban.

Bagaimana jika aku bilang akan ke rumah Kak Rades saja? Itu ide yang bagus bukan? Mamah pasti akan menyetujui permintaan ku.

Oke.

Jadi aku akan membuat alasan itu, aku bisa omongkan dengan Kak Rades nanti. Semoga dia mengerti situasi ku.

Sudah berada di dalam bar selama hampir lima belas menit, itu tidak nyaman sekali menurutku. Aku sedikit gelisah akan tempat ini, aku bukannya menganggap nya bagaimana tapi aku baru pertama kali ke sini, jadi aku sedikit kurang nyaman.

Apalagi musik yang menggelegar di setiap sudut ruangan luas ini, banyak orang yang goyang entahlah aku sendiri tidak tahu bagaimana cara menggerakkan tubuh seperti itu.

Aku menunggu Bima yang sedang memesan minuman untukku. Dia juga sedikit memaksaku untuk segera meminumnya, alasannya agar lebih segar jika segera diminum. Memangnya begitu ya?

Tapi aku rasa ada yang aneh, mengapa rasanya ada yang ganjal dari minuman yang Bima kasih untukku.

Aku sedikit tidak fokus ketika secara tiba-tiba ada Rades yang meraih lenganku.

"Kak-"

Sialan saat ingin mengucapkan namanya diriku semakin panas, rasanya sangat aneh.

Aku ini kenapa? Napasku berat sampai aku membuka mulutku agar bisa membantu napas.

 Free Thought [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang