Shikamaru terdiam dengan dahi berkerut. Ia sedang memikirkan semua kejadian aneh yang di alami kawan-kawannya. Tadi pagi saat membuka ponselnya ia mendapati puluhan pesan dari group Rokie yang berisikan dirinya dan kawan-kawan sepermainan. Ino, Hinata dan Naruto heboh menceritakan pengalaman misterius masing-masing bahkan Sasuke pun mengalaminya juga. Setelah berdiskusi mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Sasuke.
Dan di sinilah mereka sekarang berkumpul di ruang keluarga Uchiha dalam keadaan hening. Semuanya tengah memikirkan segala kemungkinan yang ada.
"Ck." Shikamaru berdecak kesal, "Coba kita urutkan setiap kejadiannya." Ujarnya lalu melirik ke arah Ino. "Ino, kau duluan."
Ino mengangguk, "Kalian ingatkan kemarin aku kehilangan sebelah anting saat pulang sekolah. Seingatku paginya masih ada saat aku bercermin. Dan saat jam istirahat pun masih ada."
Hinata dan Sakura mengangguk. Seharian mereka kemana-mana bertiga. Dan mereka sempat membicarakan anting baru Ino itu saat istirahat di kantin.
"Jadi kemungkinannya memang terjatuh saat bersih-bersih fi halaman depan lab." Ino menjeda ucapannya. Dahinya mengerut bingung.
"Bisa jadi." Kata Hinata menimpali.
"Tapi, orang itu menemukannya di depan gudang lama...."
"Mungkin terjatuh saat kau menghampiri kami." Ujar Naruto.
Sakura menggeleng, "Tidak. Antingnya sudah tidak ada saat dia datang. Ku kira kau melepasnya." Ucapnya sambil menatap Ino.
"Apa di sekolah kita benar-benar tidak ada yang berambut pirang selain aku?" Tanya Ino.
"Seingatku tidak ada." Jawab Sakura.
"Hmmm...Mungkin dia baru mencat rambutnya jadi kita tidak tau." Kata Hinata dengan nada ragu.
Sakura langsung melirik Hinata dengan alis terangkat. "Sekolah kita melarang mencat rambut keseluruhan." Lalu semuanya kembali terdiam dengan pikirannya masing-masing.
"Oke lanjut, Hinata..." Ucap Shikamaru tiba-tiba membuat Hinata tersentak kaget.
"A-ah ya..." Hinata terdiam sebentar, matanya melirik kalung miliknya yang tergeletak di samping anting Ino.
"Aku baru sadar kalau kalungku tidak ada saat sedang bercermin. Selama ini aku jarang melepasnya dan seingatku juga aku tidak melepasnya. Jadi aku pikir mungkin tersangkut di baju dan terjatuh. Tapi Hanabi datang dan menyerahkan kalung itu. Katanya seseorang yang mengaku temanku datang mengantarkannya. Orang itu bilang kalungku terjatuh di depan gudang lama saat aku beres-beres kemarin."
"Gudang lama?" Gumam Shikamaru.
"Apa mungkin terjatuh saat kita berteriak?" Tanya Naruto.
"Bisa jadi. Tapi, yang ada di sekolah waktu itu hanya tersisa kita saja dan penjaga sekolah." Ujar Shikamaru. "Lalu, yang paling aneh adalah ini." Katanya sambil menunjuk 2 kertas yang berisi tulisan darah.
Naruto terdiam sambil menatap kertas itu bergantian lalu tiba-tiba matanya melotot. "Jangan-jangan...." Cicitnya membuat semua orang melirik ke arahnya.
"Apa?" Tanya Sasuke saat melihat tatapan takut dari Naruto.
"S-sasuke... Jangan-jangan ini perbuatan hantu di gudang itu...." Ujar Naruto. Wajahnya pias dengan mata berkaca-kaca.
"Tid-"
Ting!
Semua mata serentak melirik ke arah piano yang barusan mengeluarkan suara. Tidak ada siapapun disana.
"Kalian dengar juga, kan?" Naruto melirik takut ke arah kawan-kawannya yang mengangguk cepat.
"M-mungkin pelayan...." Kata Ino yang diam-diam beringsut mendekati Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Eyes ✓
Sonstiges[END] Penasaran dengan teror aneh yang di alaminya, Sakura mencoba mencari tau penyebab teror itu dan apa yang diinginkan si peneror. Di bantu oleh Naruto dan sahabat lainnya. Mereka berusaha mecari sesuatu yang seharusnya tidak mereka cari. Sesuatu...