"Sayang kau sudah dengar kabarnya? Para polisi mulai bergerak mencari..." Wanita itu berjalan cepat menghampiri pria yang tengah duduk manis di sofa sambil menyeruput secangkir kopi. "Bagaimana kalau kita tertangkap?"
"Tertangkap?" Pria itu mendengus geli, ia meletakkan cangkir kopinya lalu menarik wanita yang berdiri dengan ekspresi cemas itu. "Mereka takkan bisa menemukan kita. Memangnya mereka punya bukti apa? rekaman wajahku? Atau Saksi mata? Kita sudah melenyapkan semua barang bukti, tenang saja. Ini bukan pertama kalinya untuk kita."
Wajah wanita itu memberenggut. "Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanyanya dengan nada ketus.
Si pria terkekeh, tangannya dengan nakal meremas payudara berisi si wanita hingga menimbulkan pekikan kuat dari mulut merah merona wanita itu. "Tentu saja sesuai yang di rencanakan, waktunya sebentar lagi. Setelah itu daftar kesayanganku tahun ini terpenuhi, di tutup dengan si merah muda."
"Aku ingin rambutnya. Akan ku awetkan untuk jadi wig. Pasti terlihat lucu kalau aku memakainya nanti..." Wanita itu tersenyum sumringah membayangkan wig berwarna merah muda. "Ah... matanya juga. Mirip batu emerald aku suka, lumayan untuk di pajang."
"Hmmm... Baiklah-baiklah, tapi pertama-tama kita harus mengeksekusi si manis berambut pirang. Aku sudah tidak sabar, pasti sangat nikmat berada di dalam tubuh gadis sexy itu. Kau lihat bukan bokongnya yang sintal dan payudaranya yang besar. Bahkan Grady menyukainya saat aku memperlihatkan fotonya. Aku akan menjadikannya makan malah spesial untuk anjing kesayangan kita itu."
"Sisakan rambut dan matanya untukku." Dan pria itu pun mengangguk sebagai jawaban.
•••
Acara kelulusan sudah di depan mata, tinggal menghitung hari maka mereka akan dinyatakan lulus dan mulai menapaki kehidupan baru sebagai mahasiswa atau pekerja. Ketika yang lainnya sudah tidak sabar dan percaya diri akan lulus dengan nilai di atas rata-rata. Lain lagi dengan Naruto yang jika di ingat ia selalu mendapat ranking 1 paling bawah secara umum. Ia merutuki otaknya yang begitu bodoh dalam belajar.
"Bagaimana kalau aku tidak lulus?" Dengan wajah kalut Naruto mondar mandir sambil menghafal semua nilai raport-nya.
"Sial semuanya jelek sekali... Astaga sasori-nii akan mencekikku ketika tau aku tidak lulus. Bagaimana ini Sakura?" Naruto merengek dengan bibir di monyong-monyongkan.
Sakura mengernyit jijik melihatnya, dengan tanpa belas kasihan ia melempar sejumput rumput yang baru saja ia cabut dari tanah.
"Makan tuh rumput biar pintar."Naruto mencebik. Ia bangkit berdiri sambil membersihkan bajunya yang terkena tanah dari rumput yang Sakura lempar. "Mentang-mentang pintar. Sudahlah aku mau mengadu pada Sasuke." Ia berjalan cepat memasuki rumah meninggalkan Sakura yang kembali asik bermain tanah.
"Ya ampun... Nona Sakura? Apa yang anda lakukan?" Seorang pelayan berlari terburu-buru menghampiri Sakura yang asik mencabuti rumput liar. "Di sini ada tukang kebun, nona. Jadi ayo lebih baik anda masuk, biarkan tukang kebun yang mencabuti rumputnya." Pelayan itu agaknya panik melihat tamu istimewa majikannya kedapatan tengah mencabuti rumput. Bagaimana kalau majikannya lihat dan salah paham.
"Ahh, tidak... Aku hanya sedang bosan jadi..." Sakura menggaruk lehernya bingung. Ia mendadak malu, bagaimana kalau para pelayan menganggapnya sepeti anak-anak. Lagian kenapa pula ia mendadak ingin mencabuti rumput setelah menonton video artis korea kesukaannya berkebun.
"Sakura!" Suara cempreng Naruto mengagetkan keduanya. Pemuda pirang itu berjalan cepat menghampiri Sakura.
"Aku dan Sasuke mau pergi ke rumah temannya yang sedang mengerjakan chip itu, kau mau ikut tidak?" tanya pemuda itu tanpa lihat sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Eyes ✓
Rastgele[END] Penasaran dengan teror aneh yang di alaminya, Sakura mencoba mencari tau penyebab teror itu dan apa yang diinginkan si peneror. Di bantu oleh Naruto dan sahabat lainnya. Mereka berusaha mecari sesuatu yang seharusnya tidak mereka cari. Sesuatu...