"Jangan nakal, dengar apa kata oba-san ya, Naruto." Kushina memberi petuah pada anak cilik kesayangannya itu.
Naruto mengangguk patuh, ia segera memasukan botol minum kesayangannya ke dalam ransel miliknya. "Nanti Nalu belikan oleh-oleh untuk kaa-chan dan tou-chan," ujarnya ceria.
"Jangan jauh-jauh dari Sakura dan yang lainnya, Ok?"
Naruto mengangkat jarinya dan membentuk lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk. "Otey!" serunya gembira yang membuat kedua orang tuanya terkekeh gemas. Langsung saja Kushina mencubit gemas kedua pipi tembam anak kesayangannya itu.
"Sayang Naruto..." Kushina menciumi seluruh wajah Naruto gemas.
"Sayang kaa-chan juga... dan tou-chan..." Naruto tersenyum lebar ke arah snag ayah yang baru turun dari lantai 2.
Minato mendekat, lalu mengelus pelan kepala putranya itu. "Sudah siap?" tanyanya dan langsung mendapat anggukan penuh semangat dari Naruto.
Mereka segera beranjak keluar rumah menghampiri keluarga Haruno yang sudah menunggu. Kushina menyerahkan tas berisi keperluan Naruto kepada Sasori yang langsung memasukannya ke dalam bagasi mobil.
"Mebuki, aku titip Naruto ya."
"Kalian yakin tidak ikut?" Mebuki menghampiri sahabatnya itu.
Kushina menggeleng, ia melirik kearah Minato yang tengah berbincang dengan Kizashi. "Tidak, aku dan Minato ada keperluan yang begitu penting dan tidak bisa di tunda. Padahal aku ingin ikut berlibur juga, tapi ya... mau bagaimana lagi..."
Belakangan ini pasangan Uzumaki itu terlihat sangat sibuk dengan suatu hal yang mengharuskan keduanya sering berpergian bersama. Oleh karena itu, Naruto sering dititipkan padanya. Tentu saja ia sangat senang karena Sakura jadi ada teman bermain ketika Sasori pergi sekolah. "Jangan terlalu dipikirkan. Cepat bereskan saja urusan kalian, lalu pergilah berlibur. Sekalian bulan madu lagi." Mebuki mengedipkan matanya genit membuat Kushina langsung menepuk keras lengannya dengan wajah merona.
"Bulan madu dari hongkong! Naruto masih kecil. Kenapa tidak kau saja yang pergi berbulan madu dengan Kizashi..." Tak ingin merona sendiri, Kushina segera membalikan perkataan Mebuki tadi.
Namun Mebuki malah santai menanggapinya dengan berkata, "Sudah tuh, minggu lalu... "
"Ap-" Ucapan Kushina terpotong oleh rengekan dua bocah yang sudah tidak sabar ingin segera pergi.
"Kaa-san ayok!" Sakura melambai-lambaikan tangan mungilnya menyuruh sang ibu agar segera masuk mobil.
Mebuki mendengus, ia menggeleng melihat betapa antusiasnya Sakura dna Naruto yang akan berlibur di pantai. "Iya... iya.... Sebentar." Ia kembali melirik sahabatnya yang tengah terkekeh. "Kalau begitu kami pamit berangkat dulu. Kau tenang saja, aku akan menjaga Naruto."
"Maaf ya, sering merepotkanmu." Kushina menatap Mebuki dengan tatapan bersalah. Sudah berapa kali ia menitipkan Naruto pada keluarga Haruno, kesibukannya dan snag suami benar-benar tidak bisa di tunda dan tidak bisa juga membawa serta bocah berumur 4 tahun itu.
Mebuki langsung menepuk pundak sahabatnya itu. Ia menggeleng. "Apa-apaan ucapanmu itu. Tidak ada yg merepotkan dan direpotkan. Justru aku senang karena Sakura jadi ada teman bermain."
Kushina tersenyum bahagia memiliki sahabat seperti Mebuki. Keputusan yang benar ia keluar dari rumah utama Uzumaki dan memilih mengikuti Minato sampai akhirnya ia bisa bertetangga dengan Mebuki, sahabatnya dari sejak TK.
"Ya, sudah... kalau begitu kami berangkat dulu." Mebuki melambaikan tangannya sebelum menaiki mobil. Kizashi mulai melajukan mobilnya meninggalkan kedua pasangan Uzumaki yang menatap sendu kepergian kekuarga Haruno itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Eyes ✓
De Todo[END] Penasaran dengan teror aneh yang di alaminya, Sakura mencoba mencari tau penyebab teror itu dan apa yang diinginkan si peneror. Di bantu oleh Naruto dan sahabat lainnya. Mereka berusaha mecari sesuatu yang seharusnya tidak mereka cari. Sesuatu...