Extra Chapter 4 - Kindergarten

628 79 3
                                    

Kejadian mengerikan itu membuat Naruto mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Anak itu sering kali berteriak dalam tidurnya. Ingatan kejadian hari itu terus menyerangnya meski dalam wujud mimpi buruk. Tak jarang juga Naruto mengamuk dan menyerang siapapun yang mencoba mendekat dan menenangkannya. Naruto berubah jadi tempramental dan sering tantrum. Atau terkadang ia akan terdiam membisu dengan pandangan kosong. Atau terkadang juga ia seolah kembali ke masa sebelum kejadian yang menimpa kedua orang tuanya terjadi, ia akan mencari sang ibu dan sang ayah, bertanya keberadaan orang tuanya. Lalu ketika sadar orang tuanya sudah tiada, ia akan menangis histeris dan meraung memanggil kedua orang tuanya.

Mebuki tak kuasa melihat betapa hancurnya mental anak kecil itu. Ia semakin sedih setiap kali melihat Naruto yang menangis sambil memanggil kedua orang tuanya.

Bulan pertama setelah kejadian na'as itu, keadaan Naruto sangatlah parah. Tak jarang anak itu muntah-muntah dan mengalami kejang. Naruto sering ketakutan ketika melihat meja kaca, dia akan menjerit kencang jika melihat meja kaca. Lalu bulan kedua dan ketiga keadaannya masih sama hanya saja Naruto sudah tidak lagi mengalami kejang dan muntah-muntah. Bulan ke empat ia mulai membaik berkat Sakura yang selalu di sampingnya. Di saat-saat Naruto tantrum Sakura akan datang dan memeluknya lalu mengelus kepala kuningnya pelan. Perlakuan Sakura itu mampu membuat Naruto tenang. Bahkan Sakura akan tidur bersama Naruto agar anak itu tidak bermimpi buruk. Anehnya setiap Naruto tidur dengan Sakura, mimpi buruk tentang kejadian na'as itu tak lagi datang ke tengah-tengah tidurnya. Di bulan kelima Naruto mulai kembali membaur dan bermain seperti biasa.

Seperti sekarang ini, Naruto tengah asik menggambar pohon Sakura di buku gambar miliknya. Hari ini adalah minggu kedua ia berada di taman kanak-kanak. 2 minggu lalu Mebuki dan Kizashi mendaftarkan Naruto dan Sakura ke sebuah taman kanak-kanak di mana Sasuke juga bersekolah di sana.

"Naluto..."

Naruto menghentikan acara menggambarnya lalu melirik Sakura yang berdiri sambil membelitkan kedua kakinya satu sama lain.

"Aku ingin pipis, tapi di toiletnya ada hantu belwajah selam."

Niat hati ingin meminta diantar ke toilet, namun yang Sakura dapatkan malah gelengan kepala syarat akan penolakan.

"Tidak mau, nanti di makan hantu."

Sakura cemberut, ia lupa jika Naruto itu sangat penakut. Lalu ia melirik Sasuke yang asik tertidur di mejanya. Ia ragu untuk meminta tolong karena yakin Sasuke pasti akan menolak.

"Apa?"

Namun kepekaan si bungsu Uchiha itu sangat kuat hingga ia dapat merasakan jika seseorang tengah menatapnya.

"Sakura ingin ke toilet, tapi dia takut karena di sana ada hantu berwajah seram," celetuk Naruto. Anak itu sudah lancar menyebut huruf 'R' berkat Sasuke yang terus mengejeknya cadel dan membuatnya kesal setengah mati.

"Kau ingin di antar?" tanya Sasuke pada Sakura yang langsung mengangguk.

Tanpa bicara bocah berambut hitam mencuat itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas diikutin Sakura yang sedikit jalan terbirit karena sudah tak tahan ingin buang air.

Dengan sabar Sasuke menunggu di luar toilet. Ia sadar para bocah perempuan yang terus-terusan berlalu lalang di depannya itu tengah mencari perhatiannya. Bukannya Sasuke sombong hanya saja dia benar-benar anak populer nomor satu di Hachibi Kindergarten ini.

"Ahhh, lega..." Sakura akhirnya beres dengan acara hajatnya. Ia segera menghampiri Sasuke sebelum bocah laki-laki itu dikerumuni semut gatal yang sedari tadi lalu lalang di sana.

Mereka segera kembali ke kelas karena bel tandanya masuk berbunyi.

••

Seperti biasa, sepulang dari tama kanak-kanak Sakura dan Naruto akan bermain bersama Sasuke si hakam rumah bocah laki-laki itu. Kali ini mereka bermain masak-masakan hasil paksaan Sakura. Naruto sih, senang-senang saja yang penting ia bermain bersama Sakura. Beda hak dengan Sasuke yang sedari tadi menunjukan ekspresi bosan. Tangannya dengan malas mengaduk mangkuk mini yang berisi air menggunakan sendok mini.

Another Eyes ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang